CIANJURUPDATE.COM, Jakarta – Penentuan zonasi Covid-19 kini akan beralih dengan fokus berdasarkan pada positivity rate dan bukan lagi pada jumlah kasus yang terjadi dalam sebuah wilayah.
Hal tersebut diungkapkan, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Menurutnya, perubahan itu diambil karena sistem pengetasan dan pelacakan (testing dan tracing) Covid-19 selama ini dinilai masih lemah.
“Kita akan mengubah dan tidak akan melihat lagi dari merah, kuning, hijaunya, berdasarkan kasus konfirmasi, tapi berfokus pada positivity rate,” ujar Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Senin (5/7/2021).
Ia mengakui, tidak sedikit daerah yang mengakali sistem zonasi berdasarkan jumlah kasus positif dengan menurunkan angka pengetesan.
“Karena testing ini dipakai penilaian suatu daerah. Jadi seakan-akan semua daerah berebutan, agar nilainya kelihatan baik dengan cara tidak membuka semua testing yang ada di sana, atau tidak melakukan testing sebesar yang seharusnya,” papar Budi.
Budi menyebut, pemerintah akan menggenjot jumlah pengetesan Covid-19 per harinya hingga 400.000 tes per hari.
“Angka tes di Indonesia sebetulnya sudah melampaui standar WHO yaitu 1/1000 penduduk per minggu atau sekitar 38.000 orang per hari. Namun, hal itu tidak cukup karena penularan virus varian Delta begitu cepat,” ungkap Budi.
Ia mengatakan, sudah membuat kebijakan, di PPKM Darurat, bahwa jumlah testing akan dinaikkan secara agresif dan massif.
“Strategi testing Covid-19 nantinya juga disesuaikan dengan masing-masing wilayah tergantung angka positivity rate di wilayah tersebut,” terang Budi.
Menurutnya, semakin besar positivity rate di sebuah daerah, akan semakin gencar tesnya.
“Sehingga untuk daerah-daerah yang positivity rate-nya di atas 25 persen, kita minta 15 kalinya WHO. Kalau 15-25 (persen), maka 10 kali WHO kalau bisa, terus kita kejar, kalau 5-15, berarti 5 kali WHO,” beber Budi.
Ia berharap, dengan semakin gencarnya tes Covid-19, orang-orang yang terpapar Covid-19 dapat segera teridentifikasi dan tertangani dengan cepat.
“Sehingga mereka tidak menularkan pada orang lain,” imbuh Budi.(sis)