![Proyek Penataan Trotoar di Jalan Siliwangi Cianjur Disoal, Warga: Tiang Pembatas di Tengah Buat Apa?](/wp-content/uploads/2025/01/IMG-20250107-WA0007.jpg)
Belum lagi, lampu jalan yang hingga saat ini belum menyala di kawasan Jalan Siliwangi. Pemkab Cianjur terlalu mengedepankan bukti fisik dibanding dengan esensi yang dibutuhkan masyarakat itu sendiri. Seolah, hanya ingin membuktikan bahwa saya mampu membuat sesuatu di Cianjur.
![Minimnya penerangan di Jalan Siliwangi, Cianjur, menuai keluhan warga. Kondisi gelap meningkatkan risiko kecelakaan dan rasa tidak aman.](/wp-content/uploads/2025/01/Minimnya-penerangan-di-Jalan-Siliwangi-Cianjur-menuai-keluhan-warga.-Kondisi-gelap-meningkatkan-risiko-kecelakaan-dan-rasa-tidak-aman.jpeg)
Baru-baru ini, Herman Suherman juga ingin merevitalisasi trotoar di kawasan Selakopi, Jalan Ir H Juanda. Contoh 3D-nya pun ditampilkan lewat akun Instagram pribadinya. Tapi, sekali lagi pertanyaannya, apakah perlu? Apakah pemerintah akan menggelontorkan lagi uang miliaran untuk trotoar yang seharusnya tinggal mendapatkan perbaikan dan perawatan?
Jika Pemkab Cianjur harus mengeluarkan lagi Rp50 miliar untuk pembangunan trotoar di kawasan Sela Kopi, apakah akan bisa mengatasi sempitnya jalan tersebut akibat minimnya lahan parkir? Atau akan kembali memasang tiang lampu yang bahkan tidak menyala sama sekali? Herman Suherman harus menjawab ini dengan lugas.
Perawatan dan optimalisasi trotoar yang sudah ada merupakan sebuah keharusan. Ketiak rezim Herman sudah membuat trotoar yang bagus di Jalan SIliwangi, rezmi dr Wahyu dan Ramzi harus bisa merawatnya dengan baik. Tidak perlu membangun ulang dan menggelontorkan anggaran besar.