Miris! Satu Keluarga di Naringgul Tinggal 10 Tahun di Gubuk Tak Layak Huni

CIANJURUPDATE.COM, Naringgul – Satu keluarga di Naringgul Kabupaten Cianjur tinggal dalam kondisi memprihatinkan di gubuk tak layak huni.

Selain atap dan dinding yang beralaskan kayu seadanya, penerangan di dalam gubuk pun hanya mengandalkan sinar lampu cempor sederhana.

Tak hanya itu, banyak lubang di atap dan dinding gubuk tak layak huni tersebut kerap bocor jika hujan datang.

Gubuk berukuran 3×3,5 meter tersebut dihuni Yayat (51) bersama sang istri, Nanih (50) dan empat orang anaknya yang masih kecil.

Lokasi gubuk Yayat tersebut berada di Kampung Gunung Empuk, RT 25/RW 08, Desa Wangunsari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur.

Menurut Yayat, dirinya bersama keluarga menghuni gubuk tak layak huni itu hampir 10 tahun lamanya.

BANTUAN: Satu keluarga di Naringgul Cianjur selatan tinggal di gubuk tak layak huni selama 10 tahun. (Foto: Riski Maulana/cianjurupdate.com)

Gubuk itu ia bangun di atas tanah milik pribadi yang berbatasan dengan tanah milik dinas kehutanan BKSDA.

“Segini juga kami sudah merasa bersyukur pak, bisa punya gubuk walau kondisinya tidak layak huni. Namun yang terpenting ada tempat berteduh,” ujar Yayat kepada Cianjur Update, Senin (28/6/2021).

Hal senada, Nanih (50) mengungkapkan, bahwa anak bungsunya masih belum sakolah karena tidak punya biaya.

“Buat makan juga susah, apalagi buat biaya sekolah. Pernah ada bantuan dari pemerintah, namun sekarang tidak tahu kenapa tidak menerima lagi,” ungkapnya.

Nanih berharap, semoga dapat bantuan kembali dari pemerintah baik PKH, bansos, ataupun program Rutilahu.

“Dengan adanya bantuan bisa meringankan beban hidup keluarga saya pak. Karena kerja suami saya hanya serabutan, kadang kuli tani. Itu pun kalau ada yang membutuhkan tenaganya,” paparnya

Terpisah, Ketua RT 25, Hakimin menjelaskan, keluarga Yayat memang tergolong keluarga tidak mampu.

“Pernah kami ajukan untuk mendapatkan bantuan Rutilahu, tapi hingga saat ini belum juga terealisasi. Menurut keterangan dari petugas, katanya terhambat oleh administrasi data kependudukan yang tidak sama,” ucapnya.

Hakimin menuturkan, tentunya kami dengan warga lainnya berharap semoga keluarga Yayat segera mendapatkan bantuan Rutilahu dari pihak manapun juga.

“Semoga ada dermawan atau donatur yang mau memberikan bantuan pada keluarga Yayat ini,” pungkasnya.(ct9/sis)

Exit mobile version