Miris! Usai Ruang Kelas Rusak dan Ambruk, Siswa di 2 SD Pelosok Cianjur Belajar Beratapkan Terpal

CIANJURUPDATE.COM – Puluhan anak di dua Sekolah Dasar Negeri di Desa Bojongkaso, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur terpaksa belajar di bawah terpal karena ruang kelas rusak.

Sekolah tempat para siswa itu belajar yakni SDN Ciawitali dan SDN Budisetra yang lokasinya berada di pelosok Cianjur, sekitar 158 kilometer dari pusat kota Cianjur dengan waktu tempuh sekitar 8 jam perjalanan.

Akses menuju kedua sekolah itupun begitu ekstrem dengan jalan penuh bebatuan dan terjal. Untuk sampai ke SDN Ciawitali terdapat beberapa tanjakan yang dipenuhi rumput liar.

Bahkan jika ingin menuju SDN Budisetra harus melalui jalanan menanjak dari batu cadas yang licin.

Jalur ekstrem itu yang setiap harinya dilalui para siswa untuk bersekolah. Tanpa menggunakan kendaraan, para siswa ini berjalan kaki dari rumah menuju sekolah menyusuri jalan yang dikelilingi hutan serta lereng gunung.

BACA JUGA: Tandai Hardiknas 2024, Bupati Cianjur Resmikan Gedung SDN Ibu Jenab 1

Tidak hanya jalurnya yang ekstrem, pantauan CianjurUpdate di lapangan, bangunan dua SD Negeri di pelosok Cianjur itu jauh memprihatinkan.

SDN Ciawitali yang semula memiliki empat ruang kelas, kini hanya tersisa satu bangunan kecil berukuran sekitar 4×5 meter dengan kondisi yang sudah tidak layak huni.

Sedangkan untuk tiga ruang kelas lainnya sudah hancur, rata dengan tanah. Sekolah yang didirikan sejak 1979, dan belum pernah direnovasi membuat struktur bangunan tak lagi mampu bertahan.

Ruangan kelas terakhir yang sempat digunakan siswa belajar pun ambruk dan rusak pada dua pekan lalu. Beruntung ambruknya bangunan tejadi di saat seluruh siswa sudah pulang kegiatan pembelajaran.

Kondisi yang tak kalah memprihatinkan juga terlihat di SDN Budisetra, dimana tiga ruang kelas Sudak rusak parah dan dinding kelas jebol serta atap bangunan pun sebagian ikut ambruk.

BACA JUGA: Bejat! Remaja 15 Tahun di Cianjur Dicabuli Ayah Tiri Sejak Kelas 6 SD

Sementara, kayu penyangga atap sekolah yang didirikan pada 1992 itu pun sudah patah dan sewaktu-waktu dapat ambruk.

Dinding ruang kelas juga Sudak terak dan bolong. Yang lebih memprihatinkan, lantai kelas bukan lagi keramik, tetapi berupa tanah.

Akibatnya, sejak pekan lalu siswa di dua sekolah ini terpaksa harus belajar di bawah tenda darurat.

Siswa SDN Ciawitali belajar di bawah terpal di tengah reruntuhan kelas sedangkan siswa SDN Budisetra belajar di bawah tenda terpal yang dibangun di tengah lapang.

Kepala SDN Budisetra dan Ciwawitali, Suherman mengatakan, kedua sekolah tersebut memang sudah rusak parah dan belum mendapat perbaikan.

BACA JUGA: Ruang Kelas Ambruk, Siswa SDN Tanjungsari 3 Terpaksa Belajar Secara Bergantian

“Dari dulu belum ada perbaikan. Kalau SDN Budisetra bangunannya retak sehingga sudah tidak memungkinkan untuk belajar. Kalau SDN Ciawitali memang bangunannya sudah ambruk seluruhnya,” ucap dia saat ditemui di sekolah SD Ciawitali, Selasa (14/5/2024)

Menurutnya, dengan kondisi bangunan tersebut guru dan orangtua berinisiatif membuat tenda darurat dari terpal.

“Daripada siswa tidak bisa belajar, dibuat terpal ini. Apalagi kan kelas 6 sedang ujian akhir semester, jadinya kita dirikan tenda sementara,” ujarnya.

Bahkan, pejabat pendidikan yang membawahi dua sekolah ini terpaksa kredit terpal untuk para siswa belajar.

“Terpal ini saya beli dengan cara kredit. Dibayar per bulan selama tiga bulan. Karena memang tidak ada anggarannya,” kata Suherman.

BACA JUGA: Disiksa Ibu Tiri, Anak Kelas 1 SD di Cianjur Penuh Luka dan Sempat Tidur di Luar Rumah

Suherman mengaku, dirinya sudah sering mengajukan perbaikan dan pembangunan ulang sekolah, namun belum ada kabar akan dibangun.

“Kalau mengajukan sudah sering. Tapi masih menunggu kabar apakah masuk anggarannya atau belum. Minimalnya dua ruang kelas agar siswa bisa belajar. Karena siswanya juga tidak banyak, untuk SDN Budisetra hanya 37 siswa dan SDN Ciawitali hanya 27 siswa,” tuturnya.

Sementara itu, Guru SDN Budisetra, Usman menuturkan, keberadaan sekolah tersebut sangat dibutuhkan. Sebab dengan adanya sekolah tersebut tidak ada anak yang putus sekolah.

“Kalau tidak ada sekolah ini akan banyak anak yang putus sekolah. Sekolah ini sangat vital dan memberantas buta huruf di pelosok. Kami harap segera diperbaiki bangunannya agar anak-anak bisa belajar dengan aman, nyaman dan tidak panas seperti saat ini tenda terpal,” kata dia.

Exit mobile version