Musim Papajar, Usaha Perahu Bargas di Wisata Jangari Naik Sampai 40 Persen
“Kalau di hitung ada 500 perahu yang beroperasi dari ujung sampai sini dan rata-rata mendapatkan subsidi dari pemerintah, termasuk bulanannya juga ada,” ungkapnya.
Penghasilan Didin sendiri, tidak bisa ditentukan jumlah nominalnya, karena penghasilannya itu sangat tergantung ada atau tidak adanya penumpang setiap hari.
“Jadi kadang-kadang ramai, turun lagi jadi gak bisa ditentukan sehari mendapatkan sekian enggak. Kalau lagi bagus minimal Rp200-300 ribu mah nyampe bisa dapat, minimnya Rp50 ribu juga bisa jadi, jadi itu mah tergantung ramai enggaknya,” jelasnya.
Di bulan Ramadan ini, Didin mengungkapkan akan tetap narik karena para pemancing tidak pernah sepi, meskipun saat puasa. Berbeda dengan penumpang yang hanya ingin berkeliling saja, saat puasa pasti akan sangat jarang.
“Kalau puasa atau apalagi libur, yang mancing mah pasti ada terus setiap hari juga. Jadi mereka keluar masuk, ada yang mau pulang ada juga yang baru berangkat,” tambahnya.
Didin berharap, selama Ramadan nanti pemasukan bagi para sopir perahu bargas akan terus ada dan penumpang akan kembali ramai, sehingga geliat ekonomi di Wisata Jangari akan kembali bangkit.
“Saya berharap pemasukan bisa ngalir terus setiap hari, jadi jangan sampai ada keluhan. Mudah-mudahan juga di tahun ini dan ke depannya Covid-19 cepat hilang dan ekonomi masyarakat bisa normal lagi,” tandasnya.(ct9/sis)