Pajang Ratusan Boneka Seram, YouTuber Ini Buka Museum Santet, Mau Datang?

CIANJURUPDATE.COM – Jika biasanya benda yang dipajang di museum adalah benda bersejarah, maka jangan terkejut saat melihat Museum Santet yang berada di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.

Sebab, ada ratusan boneka menyeramkan tergantung tak beraturan di dahan pohon serta pagar bambu yang langsung menyambut pengunjung di pintu masuk Museum Santet ini.

Atmosfer yang membuat bulu kuduk merinding pun terasa kental di museum yang dibangun oleh YouTuber kondang Ustadz Ujang Busthomi tersebut.

Museum Santet di wisata Telaga Langit ini memiliki banyak koleksi barang-barang yang berkaitan dengan santet, mulai sesajen hingga replika hantu-hantu asli Indonesia.

Pemilik dari wisata Talaga Langit, Ujang Bustomi mengatakan, Museum Santet sengaja dihadirkan agar pengunjung dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pada sang pencipta.

“Saya coba menggambarkan saja, katanya kalau media santet itu pakai boneka. Jadi saya sengaja hadirkan supaya kita bisa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt,” ujar Ujang Busthomi mengutip Suara.Com, Selasa (19/10/2021).

Menurutnya, tidak sedikit pula terdapat sejumlah tulisan pesan untuk memperkuat ibadah di lokasi museum, agar senantiasa mengingatkan para pengunjung yang datang agar lebih dekat kepada Allah.

“Saya juga pasang tulisan-tulisan sholawat, perbanyak salat supaya pengunjung ingat pada kekuatan Allah,” paparnya.

Ia juga menekankan destinasi wisata Museum Santet ini juga sebagai pengingat agar tidak menakuti hal-hal dari perbuatan yang syirik.

“Sudah jangan takut sama perbuatan syirik seperti santet, cukup perkuat ibadah dan perbanyak sholawat,” ungkapnya.

Siapa sebenarnya Ustadz Ujang Bustomi itu?

Melansir mantrasukabumi.com, Ustdaz Ujang Bustomi atau Kang Ujang sapaan akrabnya, merupakan orang yang cukup mumpuni dalam ilmu agama dan memiliki Padepokan di Cirebon bernama Padepokan Anti Galau.

Ustadz Ujang Bustomi banyak belajar dari berbagai pesantren di Indonesia, salah satunya pesantren Kempek Cirebon dan Al-Hikmah Jawa Timur.

Sejak usia 11 tahun beliau sudah masuk ke pesantren dan meninggalkan bangku sekolah, jadi sejak usia dini beliau sudah belajar ilmu agama di pesantren.

Di usia 22 beliau melangsungkan pernikahan dan dikaruniai tujuh buah hati dari hasil pernikahannya.

Dalam rentang waktu 2004 sampai 2011 beliau masih ikut orang tua, dan beliau mulai mandiri membangun padepokan yang diberi nama padepokan Anti Galau pada tahun 2012.

Di lahan kurang lebih dua hektar, beliau membangun padepokan dan rencananya akan diberikan luasan khusus bagi santri-santri yang ingin mendalami ilmu hikmah.

Beliau menyampaikan siapa saja boleh belajar ilmu hikmah di padepokan miliknya, semuanya gratis asal tekun, semangat, kemauan belajar yang tinggi, dan tidak membawa HP.(sis)

Sumber: suara.com

Exit mobile version