PD Nasyiatul Aisyiyah Cianjur Dorong Pengesahan RUU PKS

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Cianjur mendorong pemerintah untuk mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS).

Hal tersebut dinilai penting bagi kaum hawa untuk menjadi perempuan berkemajuan.

Menurut Sekretaris Umum PDNA Kabupaten Cianjur, Ratna Farida menjelaskan, perempuan yang berkemajuan menjalankan fungsi utama yang sama dengan laki-laki.

Dengan menjalankan ibadah dan kekhalifaan di muka bumi tanpa adanya diskriminasi yang ukurannya ketaqwaan, keimanan, dan amal soleh.

“Dalam pengaktulisasiannya perempuan berkemajuan secara terbuka berpeluang untuk berperan dalam seluruh ranah kehidupan. Termasuk ruang publik dan berbagai struktur kepemimpinan, sekaligus aktor di masyarakat dan komunitas sekitar,” tutur dia kepada Cianjur Update, Minggu (18/4/2021).

Ratna menjelaskan, di Indonesia khususnya di Cianjur, perempuan masih banyak menghadapi banyak masalah. Bahkan, masalah itu hingga kini masih belum bisa terselesaikan.

“Ada berbagai permasalahan yang dihadapi perempuan saat ini, yang sampai sekarang masih belum terselesaikan. Seperti kesetaraan gender, kekerasan terhadap perempuan, perdagangan orang, eksploitasi seksual, dan juga yang masih banyak terjadi perkawinan anak usia dini,” jelas dia.

Ia menilai, pemerintah harus mendorong penuh upaya dalam menghilangkan segala bentuk kekerasan yang ditujukan kepada perempuan.

“Oleh karenanya, pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) dinilai penting, yang mana RUU PKS ini merupakan bentuk hadirnya negara dalam penghapusan diskriminasi terhadap perempuan. Mengingat korban kekerasan seksual tertinggi adalah perempuan,” kata dia.

Selain itu, lanjut Ratna, pengesahan RUU PKS juga akan memberikan jalan keluar untuk perlindungan perempuan sekaligus menjawab rasa keadilan di masyarakat.

“Namun sampai sekarang RUU PKS ini belum juga disahkan,” ujar dia.

Selain itu, Ratna menilai, perlu adanya pengoptimalisasian peran Komnas Perempuan sebagai lembaga yang memiliki peran guna mendorong lahirnya kebijakan.

Dan sistem untuk pencegahan kejahatan terhadap perempuan dan penanganan korban kekerasan terhadap perempuan.

“Termasuk keterlibatan lembaga P2TP2A yang juga memiliki peran dalam upaya pencegahan, pelayanan, dan rehabilitasi terhadap penanganan korban kekerasaan perempuan dan anak-anak,” kata dia.

Memang, kata Ratna, sifat atau karakter lemah dan tidak berdaya sangat kental melekat pada diri perempuan.

“Hal ini yang kemudian membuat mereka sering kali dianggap sebelah mata, sehingga pihak-pihak tidak bertanggung jawab merasa dapat berbuat apapun kepada mereka dengan tujuan yang merugikan,” jelas dia.

Oleh karena itu, Ratna mengatakan, perempuan harus mulai bangkit dan berhasil membuktikan bahwa keberadaan perempuan layak diperhitungkan.

“Perempuan harus mulai sadar bahwa perjuangan untuk mendapatkan perlakuan yang pantas, patut mereka terima karena bagaimana pun juga, hak untuk memperoleh rasa aman dan dihargai pantas diterima oleh kaum perempuan,” ungkap dia.

Sebagai salah satu organisai perempuan muda di bawah Persyarikatan Muhammadiyah, PD Nasyiatul Aisyiyah telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan terhadap perempuan dan anak melalui program-programnya.

“Beberapa di antaranya, pertama ada program Pashmina yang merupakan pelayanan kesehatan remaja milik Nasyiatul Aisyiyah yang berfungsi memberikan pemahaman serta edukasi mengenai kesehatan terutama untuk perempuan dan anak,” sebut dia.

Kedua, lanjutnya, memberikan pendampingan kepada perempuan yang terlibat kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) atau kasus perceraian dengan menjembatani perempuan dengan pos bantuan hukum.

“PD Nasyiatul Aisyiyah juga memiliki gerakan preventif untuk mengurangi angka kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui pelatihan pranikah juga parenting class. Fokusnya membekali calon orang tua dalam manjemen pengasuhan anak, mengingat tingginya angka percerain di Indonesia,” tandasnya.(afs/sis)

Exit mobile version