Pemerhati Lingkungan: Tata Kelola Kawasan Hijau di Cianjur-Puncak Perlu Dikaji Ulang dan Ditertibkan

CIANJURUPDATE.COM, Cipanas – Akhir-akhir ini Cianjur sering terjadinya bencana banjir. Hal tersebut diakibatkan ekosistem terganggu dan perkembangan pembangunan yang pesat dan kurang terkendali, sehingga pemanfaatan tata ruangnya perlu ditertibkan kembali.

Hal tersebut diungkapkan salah seorang Pemerhati Lingkungan dan Penghijauan Desa Sindanglaya, Ihsan Waluyo (34). Menurutnya, melihat kondisi yang terjadi saat ini, maka harus ada pengkajian ulang terkait pemanfaatan tata ruang secara optimal, serasi, seimbang, dan lestari di kawasan Puncak.

Lebih jauh ia menyebut, diperlukan tindakan penataan ruang secara berkala, sesuai dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 1999 tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur.

“Karena menimbang bahwa fungsi utama kawasan Bogor-Puncak-Cianjur sebagai konservasi air dan tanah yang kini kurang berfungsi sebagaimana mestinya. Itu semua diakibatkan perkembangan pembangunan yang pesat dan kurang terkendali, sehingga pemanfaatan ruangnya perlu ditertibkan kembali,” ujarnya kepada Cianjur Update, Kamis (21/1/2021).

Pria yang kerap dipanggil Sansan itu menuturkan, pada umumnya ada tiga faktor yang mempengaruhi penyebab banjir. Yaitu, satu berkurangnya tutupan pohon dan tutupan ini sangat penting dalam keseimbangan hidrologis suatu Daerah Aliran Sungai (DAS), dengan terjaganya tutupan air tanah tidak cepat menjadi gembur dan terus-menerus meresap air.

“Namun dalam realitanya saat ini banyak terjadinya perubahan alih fungsi lahan, seperti lahan hijau atau daerah tutupan popohonan,” papar dia.

Tanpa memerhatikan ruang hijau secara optimal, lanjutnya, yang terjadi sekarang saat cuaca ekstrem atau hujan lebat, air akan sulit diserap oleh tanah dan lebih banyak mengalir di permukaan saja.

“Namun hal tersebut, bukan merupakan faktor tunggal penyebabnya banjir yang saat-saat ini terjadi. Ada pula dari faktor kondisi topografis di suatu daeah tersebut sehingga bencana banjir melanda,” ungkap dia.

Sansan menjelaskan, misalnya kemiringan suatu lereng bukit atau sangat curam bisa menjadi kontribusi besar dari penyebabnya banjir. Terakhir, lanjutnya, dari segi faktor cuaca dengan curah hujan yang tinggi. Sehingga, lanjutnya, dengan waktu yang cukup lama kedua faktor tersebut menjadi penyebab bencana yang terjadi.

“Hal yang sudah jelas itu, kenapa beberapa waktu ini kawasan Puncak terus banjir dan longsor, karena kawasan Puncak sudah banyak berubah fungsi. Dalam artian, seperti perubahan tata kelola lahan hijau jadi vila, penebangan pohon, dan hal-hal lain yang merujuk pada faktor umum penyebab banjir,” tutur dia.

Maka dari itu, lanjutnya, jangan salahkan alam atau air hujan karena terjadi banjir atau longsor.

“Karena hal paling utama yang bisa kita lihat adalah sebuah perubahan tata kelola ruang tempat tinggal mereka yang terganggu,” tandasnya.(ct6/sis)

Exit mobile version