Pemerintah Hentikan Impor Beras, Jagung, Garam, dan Gula Konsumsi pada 2025 untuk Capai Swasembada Pangan
Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memprediksi bahwa panen raya akan terjadi pada Februari-Maret 2025, dengan total produksi beras diperkirakan mencapai 5,5-6 juta ton.
Presiden Prabowo juga menegaskan keyakinannya bahwa Indonesia tidak akan lagi mengimpor beras pada tahun 2025.
“Sangat besar kemungkinan dan keyakinan saya, 2025, kita tidak akan impor beras lagi,” ujarnya pada 2 Januari 2025.
BACA JUGA: DPKHP Cianjur Tingkatkan Pengawasan Masuknya Hewan Ternak untuk Cegah PMK
Penghentian impor ini juga diharapkan dapat menghemat devisa negara hingga 5,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp84 triliun, yang nantinya dapat digunakan untuk kebutuhan lain, seperti pengadaan pupuk untuk pertanian.
Namun, tantangan dalam mencapai swasembada pangan tetap ada. Data impor menunjukkan bahwa Indonesia masih mengimpor beras, jagung, garam, dan gula dalam jumlah besar.
Untuk itu, pemerintah juga berupaya memperkuat produksi garam dalam negeri melalui dukungan terhadap teknologi dan pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan.
Meskipun demikian, ada pihak yang khawatir kebijakan ini akan memengaruhi industri, terutama dalam hal kualitas garam lokal yang belum memenuhi standar industri.
Ketua Umum Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia, Cucu Sutara, menyatakan bahwa garam lokal masih memiliki masalah kualitas, yang dapat memengaruhi sektor makanan dan minuman.
Meskipun demikian, sejumlah pihak, termasuk Koordinator Koalisi Rakyat Kedaulatan Pangan, Ayip Said Abdullah, mendukung upaya pemerintah menuju swasembada pangan.