Berita

Pemilik KJA Ngamuk, Tiga Perahu Dibakar

CIANJURToday – Para pemilik Kolam Jaring Apung (KJA) sekaligus petani ikan di Waduk Jangari tidak terima atas penertiban yang dilakukan Badan Pengelola Waduk Cirata Waduk Cirata (BPWC). Akibatnya, tiga perahu dibakar di perairan Jangari di wilayah Desa Kamurang, Kecamatan Cikalongkulon tersebut, pada Kamis (19/07/2018). Para petani menilai penertiban yang dilakukan berjalan tidak sesuai prosedur.

Salah satu petani, Jajang (40) menuturkan, bahwa mereka masih warga pribumi dan meminta agar lebih diperioritaskan dalam mengelola kolam. Selain itu, menurutnya, saat dilakukan pembongkaran kolam, eksekutor dinilai tidak sesuai prosedur. Terlebih ada beberapa oknum yang memanfaatkan sisa sisa dari jaring apung yang sudah dibongkar.

“Tidak ada sosialisasi dari BPWC ke pihak petani ikan pada saat akan dilakukan pengbongkaran kolam. Ada kolam di bawah sekitar lima unit masih aktif tetapi tetap dieksekusi,” tuturnya.

Petani lainnya, Emus (30), warga Desa Kamurang, Kecamatan Cikalongkulon, mengaku, kolamnya menjadi target operasi dari BPWC sehingga langsung dieksekusi oleh pihak ketiga. Padahal ia sudah menekuni profesi tersebut sejak usia belia. Karena, orangtua Emus sudah mengelola kolam tersebut sejak pertama kali Waduk Jangari dibangun.

“Saya asli warga Maleber dan dulu orang tua saya punya rumah di sekitaran Maleber yang sekarang terendam. Yang jadi pertanyaan saya asli sini tapi kenapa kolam saya hanya empat petak tetap digusur?,” ungkapnya.

Lanjut Emus, petugas yang mengeksekusi kolamnya saat itu, dinilai kejam dan tidak berbelas kasih. “Kolam saya hanya empat petak itu semuanya ada ikannya tapi tetap saja yang satu setengah petaknya dieksekusi terus ditarik ke pinggir,” keluhnya.

Tak hanya ditertibkan, Emus yang dirugikan akibat kolamnya ditertibkan, juga dimintai oleh petugas untuk membayar ongkos pembongkaran sebesar Rp2 juta.

“Setelah dieksekusi saya diharuskan membayar Rp2 jutaan lebih karena saya tidak punya uang terpaksa sisa potongan kolam itu saya jual saja,” ujarnya.

Sementara itu, Komandan Sektor 12, Kolonel Satriyono mengatakan, peristiwa pembakaran perahu hanyalah kesalah pahaman. Hal tersebut dinyatakan pihaknya, merupakan ulah dari pihak lain yang bertindak anarkis.

“Pelaku pembakaran perahu itu adalah pihak lain, dan hingga saat ini belum ketemu orangya,” paparnya.

Menurutnya, selama ini penertiban waduk dari KJA yang sudah melebihi kapasitas, sudah dikomunikasikan dengan masyarakat secara baik, dan mereka pun menerima.
”Itu hanya rombongan-rombongan lain yang bikin onar,” tandasnya.(RIZ)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button