CIANJURTODAY.COM, Gaza – Pemimpin Hamas, Sheikh Jamal al-Tawil ditangkap oleh pasukan khusus militer Israel di kota Ramallah, Tepi Barat, pada Selasa (1/6) malam waktu setempat.
Militer Israel menuduh Pemimpin Hamas tersebut mengambil peran aktif dalam menggelar ‘kerusuhan sarat kekerasan’ dan ‘pembangunan kembali markas Hamas di Ramallah’.
Secara terpisah, Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem di Gaza mengonfirmasi penangkapan Tawil.
“Penangkapan pemimpin gerakan Jamal al-Tawil oleh pasukan militer Israel tidak akan memadamkan suara perlawanan di Tepi Barat,” tegasnya melansir AFP.
Pemimpin Hamas Ditangkap Militer Israel di Kota Ramallah Tepi Barat
Penangkapan Tawil ini dilakukan setelah Hamas dan Israel menyepakati gencatan senjata dengan dimediasi Mesir dan berlaku sejak 21 Mei lalu. Gencatan senjata itu menghentikan pertempuran berdarah selama 11 hari antara Hamas dan Israel.
Dalam pernyataan pada Rabu (2/6/2021) waktu setempat, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikelola Hamas, Iyad al-Bozom mengumumkan, dua petempur Hamas tewas saat menjinakkan artileri Israel yang jatuh di wilayah Gaza.
Israel sendiri sudah menangkap puluhan anggota Hamas dalam beberapa pekan terakhir di Tepi Barat.
Beberapa orang di antaranya berniat mencalonkan diri dalam pemilu Palestina yang awalnya dijadwalkan pada akhir Mei, namun kemudian ditunda oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Hamas mengklaim menguasai wilayah Gaza yang diblokade Israel, sedangkan Fatah mendominasi otoritas Palestina yang berkantor di Tepi Barat.
Israel beserta Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa menganggap Hamas sebagai organisasi ‘teroris’.
Sebelumnya, kelompok Hamas menyatakan pihaknya terbuka untuk membuka negosiasi “tidak langsung dan cepat” tentang pertukaran tahanan dengan Israel.
Melansir kantor berita AFP, Selasa (1/6/2021), hal ini disampaikan Hamas pada Senin (31/5/2021) waktu setempat menyusul eskalasi militernya dengan Israel belum lama ini.
“Sekarang ada peluang nyata untuk meneruskan berkas ini,” kata Kepala Sayap Politik Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar.
“Kami siap untuk negosiasi tidak langsung, segera dan cepat untuk menyelesaikan kasus ini,” imbuhnya.
Sinwar menyampaikan pernyataan itu di sela-sela kunjungan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel.
Kunjungan Kamel untuk memperkuat gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dimediasi pemerintah Mesir, yang mulai berlaku pada 21 Mei, setelah 11 hari pertempuran sengit.
Seorang pejabat Hamas, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan pembicaraan Gaza difokuskan pada tiga poin.
Tiga poin tersebut yakni mengubah gencatan senjata menjadi gencatan senjata jangka panjang, pertukaran tahanan, dan pembangunan kembali Gaza.
Sebelumnya di Kairo, Mesir, Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi mengangkat masalah dua tentara yang diperkirakan tewas dan dua warga Israel lainnya diyakini ditahan di Gaza.
Sejak invasi Israel ke Jalur Gaza pada 2014, kelompok Hamas telah menahan dua jenazah tentara Israel, Oron Shaul dan Hadar Goldin, meskipun Hamas tidak pernah mengkonfirmasi kematian mereka.
Hamas juga diyakini menahan dua warga Israel lainnya. Sementara itu, Israel menahan lebih dari 5.000 warga Palestina.(sis)