Pemkab Ajak Warga Tanam Kebutuhan di Pekarangan, Pakar Pertanian Beri Pandangan Berbeda Soal Ketahanan Pangan

CIANJURUPDATE.COMPemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur mengajak masyarakat untuk menciptakan kemadirian daerah dalam menciptakan ketahanan pangan.

Bupati Cianjur H Herman Suherman meminta masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam kebutuhan dapur sehari-hari sebagai langkah antisipasi kelangkaan pangan saat musim paceklik.

“Ketahanan pangan adalah keunggulan sebuah daerah. Jika suatu daerah mampu memenuhi kebutuhan pangan warganya, maka daerah itu unggul,” ujar Herman, Rabu (15/8/2025).

Herman menyebut kebijakan Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto yang menekankan ketahanan dan swasembada pangan lokal sejalan dengan upaya pemerintah daerah.

BACA JUGA: Pemkab Cianjur Serahkan Hunian Tetap untuk Korban Gempa 2022

Ia menyoroti dampak kemarau panjang tahun lalu yang membuat harga beras melambung tinggi dan sulit didapatkan, sebagai ancaman serius bagi masyarakat.

“Hal ini menjadi masalah serius, terutama bagi warga Cianjur. Saya mengajak masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan dengan cara kreatif dan inovatif, serta mendorong pemerintah desa memanfaatkan 20% dana desa untuk ketahanan pangan,” tambahnya.

Namun, pandangan ini mendapat perhatian berbeda dari Pakar Pertanian Bustanul Arifin, yang menilai akses pangan lebih krusial dibandingkan kemandirian lokal.

“Kalau saya, prioritas pertama adalah bagaimana masyarakat bisa makan? Akses,” tegas Bustanul dilansir Investor.id, Kamis (15/8/2025).

BACA JUGA: Babinsa Koramil 0608-18 Agrabinta Tingkatkan Hubungan Harmonis dengan Masyarakat Desa Walahir

Bustanul menyebut ketahanan pangan bukan sekadar soal menanam, tetapi tentang memastikan masyarakat memiliki akses, baik secara fisik maupun ekonomi, untuk mendapatkan pangan.

“Ketahanan pangan bukan hanya urusan perut, tetapi juga otak. Kalau pangan cukup dan bergizi, masyarakat menjadi pintar, cerdas, dan daya saingnya meningkat,” jelasnya.

Menurut Bustanul, meski ketersediaan pangan nasional melimpah, distribusinya tidak merata, terutama di daerah-daerah terpencil.

Ia menilai masalah ketahanan pangan tidak akan selesai hanya dengan mendorong masyarakat menanam sendiri.

“Yang perlu diperhatikan adalah akses fisik, yaitu lokasi tempat tinggal masyarakat, dan akses ekonomi atau daya beli. Jika akses ini tidak diperbaiki, ketahanan pangan tetap menjadi tantangan,” imbuhnya.

Exit mobile version