CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur mengajukan dana kerohiman untuk 600 orang korban jiwa akibat gempa Cianjur. Hal itu dilakukan usai pendataan ulang dari masing-masing desa.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, jumlah korban jiwa yang sebelumnya tercatat secara resmi sebanyak 335 orang. Tetapi, setelah pendataan ulang di masing-masing desa terdampak, ada sekitar 200-an korban yang belum terdata.
Herman mengatakan, sebagian korban tidak terdata karena langsung dimakamkan pihak keluarga tanpa surat kematian dan dokumen lainnya. Hal itu pun dipicu kantor desa yang rusak sehingga tidak ada staf yang bertugas.
“Kami akan mengajukan uang duka ke pemerintah pusat yang nantinya akan diterima ahli waris,” ucap dia, Selasa (13/12/2022).
Setelah pendataan ulang berdasarkan nama dan alamat, total korban jiwa akibat gempa Cianjur bertambah menjadi 600 orang. Sementara, delapan orang lainnya masih dalam pencarian. Diketahui, korban paling banyak di Kecamatan Cugenang.
Sebelumnya, pemerintah mulai menyalurkan bantuan bagi warga terdampak bencana gempa Cianjur sejak Kamis (8/12/2022). Penyaluran terus dilakukan bertahap dibantu aparat desa masing-masing yang terdampak gempa.
BACA JUGA: PLN Cianjur Klarifikasi Warga Terdampak Gempa yang Dipaksa Bayar Tagihan Listrik
Presiden Joko Widodo mengatakan, bantuan tersebut diberikan kepada 8100 warga terdampak gempa Cianjur. Akan tetapi, pria yang akrab disapa Jokowi ini menyebut ada penambahan jumlah bantuan.
“Tetapi tadi malam saya itung lagi, tadi pagi saya juga sudah menyampaikan ke menteri keuangan, ada uang atau tidak, ternyata ada sedikit, sehingga saya putuskan yang Rp50 akan menjadi Rp60 juta, yang Rp25 akan jadi Rp30 juta, dan yang Rp10 akan menjadi Rp15 juta,” ucap dia usai memberikan bantuan, Kamis (8/12/2022).
Ia pun menitipkan pesan kepada warga terdampak gempa Cianjur agar pembangunan rumah yang runtuh segera dilakukan. ia meminta agar beberapa bahan bangunan yang masih layak untuk dipakai kembali.
“Titipan saya, agar pembangunannya segera dimulai rumah-rumah yang runtuh segera dibersihkan dari puing-puing, batu bata yang bisa dipake dibersihkan dipake lagi, kayu yang bisa dipake juga agar bisa dipake lagi,” kata dia.
Selain itu, Jokowi menjelaskan, Indonesia berada di garis cincin api pasifik. Sehingga, gempa bisa terjadi kapan saja. Maka, ia berharap masyarakat bisa membangun rumah dengan standar tahan gempa sesuai arahan Kementerian PUPR.
“Rumah juga harus mengikuti apa yang sudah digariskan oleh kementerian PUPR yaitu rumah tahan gempa, konstruksinya tolong ditanyakan. Karena negara kita ini dikelilingi oleh Cincin Api yang setiap saat gempa itu selalu datang, insya Allah tidak tapi kita harus menyadari kalau kita ini berada di garis cincin api. Baik di Sumatera, Jawa, Bali, semuanya kesana itu,” kata dia.(afs)