Pemkab Cianjur Larang Anak Sekolah Bawa Motor, Tapi Transportasi Umum Tidak Diperhatikan
![Larangan siswa membawa motor ke sekolah di Cianjur menuai kritik karena transportasi umum yang tidak layak dan memadai.](/wp-content/uploads/2025/01/Larangan-siswa-membawa-motor-ke-sekolah-di-Cianjur-menuai-kritik-karena-transportasi-umum-yang-tidak-layak-dan-memadai.avif)
Jangan sampai ada satu hal yang dilarang di masyarakat, tetapi masyarakat tidak diberi solusi yang jelas untuk mengatasi hal tersebut. Itu malah menjadi beban baru di masyarakat yang secara ekonomi saat ini masih belum stabil.Â
BACA JUGA:Â Kepsek SMA Sulthan Baruna Klarifikasi Soal Video Viral Tes Kehamilan Siswa di Cianjur: Maaf Sudah Buat Gaduh
Di media sosial, setelah berita tentang larangan anak sekolah membawa sepeda motor ke sekolah beredar, banyak orang tua yang berkomentar bahwa transportasi umum di Cianjur masih belum layak. Itu harusnya menjadi atensi Pemkab Cianjur untuk membuka mata bahwa pembangunan di Cianjur bukan hanya soal trotoar.
Banyak yang membandingkan ongkos menggunakan angkot dan menggunakan sepeda motor. Jika menggunakan angkot, ongkos siswa rata-rata Rp3 ribu rupiah, jika pulang pergi jadi Rp6 ribu. Dikali 6 hari sekolah, maka ongkos untuk pulang-pergi sekolah adalah Rp36 ribu.
Menurut saya, Rp36 ribu merupakan biaya yang cukup mahal untuk siswa bolak-balik ke sekolah. Belum ditambah kerja kelompok, dan tugas yang lain. Apabila dibelikan BBM Pertalite, Rp36 ribu bisa mendapatkan BBM sebanyak 3 liter lebih, dan bisa dipakai untuk berkendara bolak-balik sekolah dua sampai tiga minggu.
Itung-itungan ini bukan berarti masyarakat abai terhadap keselamatan anak mereka, tetapi mereka juga harus memperhitungan masa depan ekonomi rumah tangga yang saat ini kian tercekik. Harga bahan pokok naik dimana-mana, termasuk harga cabai yang sampai sekarang masih belum turun.Â