Pemkab Galakkan Gotong Royong dan Sosialisasi Bantuan Gempa Cianjur, Warga: Telat

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur gencarkan kegiatan Cianjur Bangkit Bersama Rakyat di Desa Manjur yakni gotong royong membersihkan puing-puing bangunan sisa gempa dan dialog intens dengan warga terdampak. Kegiatan pertama dilaksanakan di Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang pada Senin (9/1/2023).

Akan tetapi, ternyata kegiatan ini mendapatkan respon yang berbeda dari warga terdampak gempa. Sebab, kegiatan ini baru dilakukan setelah hampir dua bulan pasca bencana gempa Cianjur terjadi.

Bupati CIanjur H Herman Suherman melalui akun Instagram resminya @h.hermansuherman mengatakan, pihaknya akan terus menggalakkan kegiatan ini ke desa-desa yang lain. Tujuannya yaitu membantu masyarakat yang terdampak gempa Cianjur.

“Insya Allah kedepannya kegiatan ini akan berlanjut ke desa lain yang juga terdampak oleh bencana alam ini. Mudah-mudahan hadirnya kami di sini dapat membantu masyarakat yang ada di desa ini, sekaligus akan kembali mendata rumah rusak yang belum terdata dan dalam waktu dekat pemerintah akan menginformasikan warga Cibulakan yang dapat bantuan rehab ringan, sedang dan berat,” kata Herman dikutip Cianjur Update, Selasa (10/1/2023).

Kegiatan tersebut berisikan doa bersama dan istighosah, santunan anak yatim, pemberian 350 paket sembako, sosialisasi dan dialog bersama bupati Cianjur, dakwah, trauma healing kepada peserta didik sekolah dasar, serta pelayanan potong rambut gratis, cek kesehatan gratis, pembuatan KTP dan lainnya.

BACA JUGA: Narapidana Terdampak Gempa Cianjur Akan Diberi Layanan Kesehatan

Tanggapan Warga Terdampak Gempa Cianjur

Sementara itu, warga terdampak gempa di Kampung Wargaluyu, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Cep Hernawan (46) menilai, pemerintah daerah terlambat jika menggalakkan gotong royong hanya untuk membersihkan puing-puing.

“Untuk gotong royong kalau cuma membersihkan puing-puing itu saya anggap telat karena puing itu mungkin sudah 80 persen dibersihkan oleh warga sendiri,” ucap dia.

Pihaknya pun mengharapkan bantuan dari Pemkab Cianjur ke kampungnya karena belum tersentuh. Cep pun menyebut sosialisasi tentang bantuan memang seharusnya dilakukan secepatnya.

“Juga untuk sosialisasi tentang bantuan itu seharusnya secepatnya, karena rakyat itu bingung juknisnya akan seperti apa kedepannya, itu masih membingungkan,” jelas dia.

Juknis terutama untuk rumah dengan kategori rumah rusak, kata dia, masih membingungkan apakah wajib dibangun oleh pemerintah atau bisa secara mandiri. Tentu, itu harus segera disampaikan.

“Pemerintah juga jangan berharap masyarakat itu mau membangun rumah dengan uang sendiri. Untuk sehar-hari saja kita masih memikirkan kedepannya akan seperti apa,” ucap dia.

Cep menyebut, warga terdampak gempa tidak mungkin menunggu pembangunan terlalu lama. Sebab, lanjut dia, untuk menunggu juknis pembangunan pun sudah melelahkan. 

“Harapannya untuk bantuan terutama perbaikan rumah secepatnya dilakukan karena rumah adalah sarana untuk kembali lagi. Sebelum rumah kita berdiri, masih di tenda berarti semuanya belum berjalan dengan baik,”

“Kalau sudah pulang ke rumah, oke kita masih ada harapan. Bisa membangun usaha, keluarga. Kalau masih di tenda itu masih simpang siur, apalagi juknisnya selalu berubah-ubah,” tutup dia.(afs)

Exit mobile version