Pendapatan Turun 50 Persen, Sopir Angkot di Cipanas Pasrah

CIANJURUPDATE.COM, Cipanas – Para sopir angkutan kota (angkot) di Cipanas mengalami penurunan pendapatan yang cukup drastis selama masa pandemi Covid-19 melanda. Pasalnya, dalam sehari hanya sekitar enam sampai 10 orang saja penumpang yang menaiki angkot.

Hal tersebut diungkapkan salah seorang sopir angkot jurusan Cipanas-Sukanagalih, Deden (45). Menurutnya, pendapatan menjadi sopir angkot di Cipanas di masa pandemi ini sangat berimbas. Terutama menurutnya, banyak warga yang lebih banyak diam di rumah dan semua sekolah diliburkan.

“Selama hampir setahun terakhir pandemi ini, pendapatan turun sampai 50 persen lebih,” ujar Deden kepada Cianjur Update, Rabu (17/2/2021).

Penurunan pendapatan tersebut, lanjutnya, diakibatkan belum normalnya lagi kegiatan keseharian warga, seperti sekolah, aktivitas perkantoran, dan tempat wisata.

“Tapi kalau sekolah sudah buka, kemungkinan pendapatan bisa naik lagi. Karena sumber pendapatan kami paling banyak itu dari siswa sekolahan,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Deden, saat ini ia hanya bisa mengais rezeki dari menarik angkot sekitar Rp60 sampai Rp100 ribu per hari dan sangat berbeda dengan tahun sebelum pandemi bisa sekitar Rp200 ribu lebih.

“Kalau dulu mah kang, sekali narik ada 10 orang bahkan lebih dan dalam sehari saya bisa narik dua sampai tiga kali narik. Sekarang mah sekali narik cuma empat sampai lima orang dan hanya mendapatkan uang Rp60-100 ribu per hari. Itu pun harus dipotong stor dan bensin, baru sisanya dibawa pulang,” ungkapnya.

Pihaknya menjelaskan, ia membawa angkutan jalur Cipanas Loji dan Sukanagalih, harga dari Cipanas sampai hanjawar Rp4 ribu, Cipanas-Loji Rp5 ribu, dan Cipanas-Sukanagalih Rp7 ribu.

“Tapi itu kang gimana orangnya, ada juga orang yang seharusnya Rp6 ribu ngasih Rp4 ribu, tapi kalau saya engga apa-apa anggap saja sedekah,” ucapnya.

Hal senada diungkapkan Maman (40), sopir angkot jurusan Cipanas-Puncak. Menurutnya, semua jurusan angkot sama-sama mengalami penurunan hingga 50 persen. Selain banyak sekolah yang tutup, juga sebagian besar warga lebih milih naik motor.

“Iya kang, sekarang mah cuma bisa bersyukur saja dapat berapa juga, yang penting kita jalani dengan ikhlas. Kalau udah rezeki kita mah nanti juga banyak lagi yang naik angkot,” ujarnya pasrah.

Ia berharap, perekonomian masyarakat bisa normal kembali dan tidak seperti saat ini, semua serba ditutup dan dibatasi.

“Mudah-mudahan pandemi segera berakhir dan sekolah serta kampus bisa buka lagi. Sehingga pendapatan kami para sopir angkot bisa jadi normal lagi,” pungkasnya.(ct6/sis)

Exit mobile version