Berita

Pengamat Ekonomi: Penghapusan Premium Pada 2021 Perlu Dikaji Ulang

“Sekarang kita lihat ada penurunan konsumsi BBM premium dari sekitar 24 juta kilo liter 2014, menjadi 7 juta saja di 2017 dalam tiga tahun,” tuturnya kepada Cianjur Update, Selasa (23/11/2020).

Selain itu, menurutnya, masyarakat secara berangsur sudah beralih ke BBM dengan oktan yang lebih tinggi yaitu Pertalite dan Pertamax.

“Karena selisih harga antara premium dengan Pertamax dan Pertalite sudah didesain agar tidak terlalu lebar, sehingga masyarakat berangsur pindah,” jelasnya.

Bahkan, lanjut Eddy, di Pulau Jawa yaitu Kabupaten Subang dan Tegal, BBM Premium sudah dihapuskan tanpa ada gejolak apapun di masyarakat.

“Memang harus disiapkan program penghapusan premium itu secara progresif secara bertahap. Terutama di daerah 3T, terluar, terpinggir, dan terdalam itu harus progresif karena masyarakat di sana masih menggunakan minyak tanah,” ucapnya.

Maka dari itu, Eddy menyebut, dalam penerapan program penghapusan BBM Premium ini harus dilakukan secara selektif. Oleh karenanya program ini direncanakan diterapkan di Pulau Jawa, Madura, dan Bali (Jamali).

“Satu, dilakukan bertahap tidak sekonyong-konyong hilang. Kedua, selisih harga antara premium dengan Pertalite dan Pertamax tidak terlalu lebar. Kita harus melaksanakannya dengan tetap memperhatikan daerah 3T karena daerah itu membutuhkan perlakuan khusus sehingga tidak boleh tiba-tiba hilang dari pasaran,” tandasnya.(afs/sis)

Laman sebelumnya 1 2

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button