Penggunaan Tanda Koma yang Baik dan Benar Berikut Contohnya

Tanda koma yang dipakai untuk memisahkan petikan langsung, dari bagian lain dalam suatu kalimat.
Contoh:
1) Ibu saya selalu mengatakan, “Tetaplah menjadi orang jujur, dimanapun.”
2) “Tetaplah menjadi orang jujur, dimanapun.” Pesan ibu saya, “Karena kejujuran adalah hal yang paling penting, dalam hidup.
Namun tanda koma, ini tidak digunkan untuk memisahkan petikan langsung berupa kalimat tanya, perintah, atau kalimat seru di bagian lain yang mengikutinya.
Contoh:
1) “Dimana saudara tinggal?” tanya pak Lurah.
Tanda Koma (4)
Tanda koma yang digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, kemudia (d) nama tempat dan wilayah atau negeri. Dimana semuanya ditulis secara berurutan.
Contoh:
1) Sdr. Wawan, Jalan Bakti 1, Kelurahan Melati, Kecamatan Cianjur. Jawa Barat 45460.
2) Jakarta, Indonesia.
3) Jepang, 5 Mei 1999
Tanda koma yang digunakan di antara nama orang, dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya. Dipakai untuk membedakan nama singkatan diri, dan marga keluarga.
Contoh:
1) Nina Santoso, S.H., S.E.
2) Ny. Gina, M.A.
3) Fahmi Satya, S.H., M.Hum.
Tanda Koma (5)
Tanda koma yang digunakan untuk memisahkan nama yang dibalik, dalam penulisan daftar pustaka.
Contoh:
1) Lestari, Indri. 2006. Berbahasa Indonesia yang Baik. Surabaya: Graha Media.
2) Rahayu, Siti dan Rani Lembayung. 1999. Dibalik Gorden Usang. Palembang: Rumah Sastra.
Tanda koma yang digunakan dalam catatan kaki, atau catatan akhir.
Contoh:
1) Indri Lestari, Berbahasa Indonesia yang Baik (Surabaya : Graha Media, 2006), hlm 31.
2) Ahmad Anggara, Tips Budidaya Ikan Cupang ( Bandung : Senja Media, 2008), hlm 12.