CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Penyimpangan seks pada anak merupakan suatu hal yang kini banyak ditemui. Terlebih dengan pesatnya perkembangan teknologi membuat informasi menjadi lebih cepat dan bebas.
Ketua Harian Bidang Advokasi dan Penanganan Kasus Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur Lidya Indayani Umar, mengatakan YouTube dan media sosial menjadi faktor utama saat ini.
Banyal pemicunya. Tapi yang utama sekarang itu dari pengaruh YouTube dan media sosial,” tuturnya kepada Cianjur Update, Jumat (11/10/2019).
Lidya mengungkapkan, sekarang anak-anak dapat dengan mudah mengakses konten berbau pornografi dari Google atau pun media sosial.
“Sekarang anak-anak dengan mudah dapat mendownload konten seks di Google atau melihatnya di medsos,” ucapnya.
Dengan kemudahan tersebut, lanjut Lidya, terdapat sejumlah dampak buruk pada anak seperti menjadi pemarah dan berbicara kasar. Dalam penanganannya, Lidya mentakan diperlukan konsultasi dengan psikolog.
“Banyak dampaknya, salah satunya adalah anak jadi pemarah atau kasar dalam ngomong. Nanti itu bisa sharing dengan psikolog kita yang punya keilmuan khusus tentang itu,” tuturnya.
Guna mencegah penyimpangan seks pada anak, Lidya mengungkapkan, diperlukan bimbingan konseling bersama keluarga yang bersangkutan.
“Selain sosialisasi harus ada konseling juga dengan keluarga korban penyimpangan seks sebagai dukungan selama di rumah,” ucap dia.
Lidya pun mengungkapkan, pengawasan keluarga menjadi faktor penting dalam menjaga anak dari penyimpangan seks.
“Sangat perlu sekali karena hal itu berhubungan dengan ketahanan keluarga dan fungsi pengawasan,” kata dia.
Mengenai orang tua yang membebaskan anak untuk menggunakan gadget, Lidya menilai, semua orang tua pasti mengawasi, hanya anaknya yang kebablasan
“Sebenarnya org tua tidak membebaskan, saya rasa semua orang tua membatasi anaknya. Cuma anak-anak saja yang kebablasan.”pungkasnya.(ct1)