Gaya Hidup

Perbedaan Haji dan Umrah yang Serupa Tapi Tak sama

Sebaliknya orang yang sudah mampu, tetapi mengingkari kewajibannya berhaji, tergolong murtad.

Namun, beberapa para ulama berbeda pendapat mengenai umrah. Sebagian menilai umrah ini wajib dikerjakan sekali seumur hidup.

Sebagiannya lagi menyebut hukumnya sunnah, jika tidak dikerjakan tidak berdosa, dan jika ditunaikan, mendapatkan pahala.

Ulama yang menyatakan umrah wajib, melandaskan pada surah Al-Baqarah:196, “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah untuk Allah.”

Sebaliknya, yang menyebut umrah hukumnya sunah, menggunakan riwayat dari Jabir, bahwa Nabi pernah ditanya mengenai umrah wajib atau tidak.

Beliau menjawab, “Tidak, dan ketika kau umrah maka itu lebih baik bagimu.” (HR. At-Tirmidzi). Hanya saja, riwayat tersebut disebut Imam Nawawi dalam Al-Majmu sebagai lemah (dhaif).

Perbedaan Rukun

Terdapat perbedaan terkait rukun kedua ibadah tersebut. Rukun haji adalah niat ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sai, dan memotong rambut.

Sementara itu, dalam umrah, tidak ada rukun wukuf di Arafah. Empat rukun lain sama, yaitu niat ihram, tawaf, sai, dan memotong rambut.

Perbedaan Waktu Pelaksanaan

Jika merujuk pada waktu pelaksanaan, haji memiliki waktu yang lebih terbatas daripada umrah. Pasalnya, haji hanya dapat dilakukan pada bulan-bulan haji, dimulai sejak Syawal hingga awal Dzulhijah.

Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah: 197 “Musim haji itu (berlangsung) pada beberapa bulan yang telah diketahui” . Sementara itu Abdullah bin Umar berkata, “Bulan-bulan haji Syawal, Zulqa’dah, dan 10 hari (pertama) Zulhijah” (H.R. Bukhari).

Sementara itu, umrah dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun, karena di dalamnya tidak terdapat rukun wukuf di Arafah, yang dilakukan pada 9 Dzulhijah.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button