Peringati Hari Buku, Penulis Cianjur Bilang Begini

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur — Setiap tanggal 17 Mei para penikmat buku merayakan hari bersejarah yang disebut Hari Buku Nasional. Perjalanan panjang tanggal 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional bukan tanpa alasan.

Pada 17 Mei 1890 silam, pendirian Perpustakaan Nasional Republik Indonesia merupakan salah satu prolog bersejarah yang melahirkan momen tersebut.

Duo penulis muda asal Cianjur Mayelwis Way dan Aleanur Way, mengatakan bahwa buku telah mencerdaskan seseorang secara cuma-cuma tanpa timbal balik.

“Buku itu yang telah membuat seseorang cerdas secara cuma-cuma. Ia tak ingin ada balasan, namun kita harus mencintainya agar ilmu yg didapat menjadi berkah. Salah satunya dengan memperingati hari buku nasional,” jelas Mayelwis Way saat diwawancara pada Jumat (17/05/2019).

Mayelwis berpesan kepada para penulis Cianjur agar tetap mencintai buku dan ilmunya dengan membuat karya yang bisa dikenang pembaca.

“Untuk para penulis yang adalah para pecinta buku, terus cintailah buku dan ilmunya. Baca dan amalkanlah, selepas itu buatlah karya (buku) yang akan dikenang dan dicintai seperti penulis itu mencintai buku,” kata dia.

Mayelwis berharap pembaca buku di Cianjur dapat menghayati karya para penulis dengan penuh cinta. “Semoga para pembaca dapat menghayati setiap kata dari buku yang kami (penulis) tulis dengan penuh cinta,” pungkasnya.

Sama halnya dengan Aleanur Way, ia berpesan kepada para penulis untuk terus berkarya dan menjadikan buku sebagai benda paling berharga

“Untuk para penulis, teruslah semangat berkarya menciptakan buku yang disukai dan dicintai para pembacanya. Jadikan buku memang benda yang paling berharga di dunia,” tambahnya.

Di Hari Buku Nasional ia berharap buku jadi benda yang dianggap sangat berharga. Hal itu karena manfaat yang luar biasa bagi para pembaca dan menjadi nyawa bagi para penulis.

Semua harus lebih menghargai buku agar penulis jadi tambah semangat nulisnya dan pembaca jadi tambah rajin bacanya.

“Tanpa buku, penulis tak berarti dan tanpa pembaca, buku mati.” tutupnya. (ct1)

Exit mobile version