Pesantren Kebakaran Sehari Sebelum HSN, Santri Ngungsi di Tenda

CIANJURUPDATE.COM, Ciranjang – Para santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Salamina Ciranjang terpaksa mengungsi di tenda, usai kebakaran yang terjadi sehari sebelum Hari Santri Nasional (HSN), Senin (21/10/2019). Selain itu, barang berharga milik pesantren dan santri pun hangus terbakar.

Kakak seorang santri Ponpes Salafiyah Salamina Ciranjang, Ana Hidayatullah, menceritakan, adaiknya yang bernama Muhammad Syahrul kehilangan ponsel miliknya ketika kebakaran terjadi. Hingga kini, adiknya kesulitan menghubungi keluarganya sampai harus meminjam ponsel santri lain.

“Info terakhir yang saya dapat, santrinya mengungsi di tenda yang dekat dengan lokasi kebakran. Saya udah menanyakan kondisi terbarunya namun belum ada balasan. HP adik saya juga hilang pas kejadian,” tuturnya saat dihubungi Cianjur Update, Selasa (22/10/2019).

Ana yang saat ini tengah berada di Bogor mengungkapkan, terakhir kali ia berkomunikasi dengan adiknya kemarin, Senin (21/10/2019) ketika kebakaran terjadi. Bahkan, adiknya terpaksa meminjam ponsel santri lain.

“Terakhir kali dia ngasih kabar lewat messenger ke saya. Itu pun dia harus pinjam dulu HP santri lain,” kata dia.

Kronologis Kebakaran Pesantren di Ciranjang

Sebelumnya diberitakan, Kebakaran menghanguskan bangunan Pondok Pesantren (Pontren) Salafiyah Salamina di Ciranjang, Senin (21/10/2019). Api juga melalap rumah milik Ustadz Agus Komarudin di Kampung Bantar Gebang RT 02/RW 18, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini, namun kerugian materil ditaksir hingga puluhan juta rupiah.

Kapolsek Ciranjang, Kompol Kuslin, mengatakan kebakaran pesantren itu terjadi sekitar jam 13.00 WIB. Menurut keterangan para saksi, api berawal dari bangunan pondok pesantren di lantai dua kobong atau kamar nomor empat sebelah barat. Api diduga akibat arus pendek aliran listrik dari kamar tersebut.

Melihat api membara, saksi berteriak memanggil rekan-rekannya supaya keluar menyelamatkan diri.

“Serta meminta pertolongan kepada warga terdekat untuk memadamkan api,” paparnya kepada Cianjur Update, Senin (21/10/2019).

Hembusan angin pada saat itu sangat besar, ditambah matrial bangunan pesantren pun banyak terbuat dari bahan kayu yang mudah terbakar, membuat kobaran api cepat menjalar. Akibatnya api merembet ke bangunan rumah sebelahnya.

Api dapat dipadamkan oleh satu unit kendaraan Damkar Ciranjang. Dalam kejadian tersebut bangunan pesantren habis terbakar hingga 100 persen, sedangkan bangunan rumah milik ustadz Agus, terbakar sekitar 60 persen.

“Beruntung dalam kebakaran tersebut tidak ada korban jiwa, namun kerugian materil mencapai sekitar Rp70 juta,” pungkasnya.(ct1/yan)

Exit mobile version