CIANJURUPDATE.COM – Bulog memastikan seluruh pengadaan beras pada 2025 akan bersumber dari petani lokal dalam negeri.
Pimpinan Cabang Bulog Cianjur, Renato Horizon, menegaskan bahwa langkah ini untuk mendukung petani lokal.
“Alhamdulillah, stok Bulog saat ini ada 3.000 ton. Insya Allah, jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan selama bulan puasa,” ujarnya, Jumat (14/2/2025).
BACA JUGA: Bulog Cianjur Pastikan Stok Beras Aman Jelang Ramadan 2025
Saat ini, pengadaan beras Bulog masih berasal dari dalam dan luar negeri dengan porsi 50% masing-masing.
Namun, mulai tahun depan, seluruh pasokan akan berasal dari petani lokal.
Jenis beras yang tersedia adalah beras medium dengan harga yang tetap stabil.
BACA JUGA: Petani Cianjur Keluhkan Harga Gabah Terlalu Rendah, Minta Bulog Segera Bertindak!
Untuk menjamin pasokan, Bulog menerapkan sistem penyerapan gabah dari petani dengan harga Rp6.500 per kilogram di tingkat petani.
Bulog bekerja sama dengan petani, kelompok tani (poktan), dan gabungan kelompok tani (gapoktan). Dalam program ini, mitra wajib memiliki dryer untuk mengeringkan gabah.
“Kenapa harus punya dryer? Karena kondisi iklim yang tak menentu. Dengan dryer, pengolahan tetap bisa berjalan meski dalam kondisi hujan,” jelasnya.
BACA JUGA: Kebijakan Bulog Bikin Petani Merugi, Harga Gabah Terus Tertekan!
Selain dryer, mitra juga harus memiliki rice milling unit (RMU).
Peralatan ini digunakan untuk menggiling gabah menjadi beras berkualitas.
Bulog menargetkan penyerapan gabah sekitar 1.000 ton per bulan.
BACA JUGA: Kabar Baik! Bulog Siap Serap Gabah Petani dengan Harga Baru
Volume ini diprediksi meningkat pada Maret dan April karena musim panen.
“Target kami adalah 20.000 ton,” tambah Renato. Bulog juga berupaya mendekatkan transaksi dengan petani secara langsung.
Petani dijamin memperoleh harga Rp6.500 per kilogram sesuai ketentuan pemerintah.
BACA JUGA: Perum Bulog Targetkan Penyerapan 3 Juta Ton Beras dari Petani Lokal di 2025
Dengan kebijakan ini, pemerintah memastikan tidak ada impor beras demi menjaga stabilitas harga.
“Kalau ada yang menjual di bawah harga yang ditetapkan, kami akan melakukan negosiasi agar tetap di angka Rp6.500. Kami juga melibatkan dinas terkait, TNI, dan Polri dalam pengawasan,” pungkasnya.