CIANJURUPDATE.COM – Saat ini media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan mahasiswa.
Dengan berbagai platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok, mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain, berbagi informasi, dan membangun komunitas.
Namun, penggunaan media sosial juga memberikan dampak positif dan negatif.
Hal tersebut disampaikan Majlis Pembina Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Mabincab PMII Kabupaten Cianjur, Deni Abdul Kholik saat memberikan materi Analisis Media dan Wacana kepada peserta Pelatihan Kader Dasar PKD se Jawa Barat yang dilaksanakan PMII STISIP Guna Nusantara Cianjur di Pondok Pesantren Salafi 12 Fan Hibbatussadiyyah di Kampung Tegal Deukeut, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur Jumat malam 22 Februari 2025.
BACA JUGA: Sowan ke Rois Syuriah PCNU Cianjur, Kang Deni Dapat Nasehat dan Doa
Deni yang juga Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia PWI Kabupaten Cianjur ini menerangkan, ada beberapa hal dampak media sosial terhadap kehidupan mahasiswa.
Diantaranya media sosial memudahkan mahasiswa untuk terhubung dengan teman, keluarga, dan rekan satu jurusan.
“Dengan adanya grup diskusi atau forum di platform seperti Facebook atau WhatsApp, mahasiswa dapat saling berbagi informasi tentang tugas, acara kampus, dan peluang pekerjaan dan kegiatan luar kampus salah satunya organisasi PMII ini,” tegasnya.
Deni menerangkan, media sosial juga berfungsi sebagai sumber informasi yang berharga. Banyak akun dan halaman yang menyediakan konten edukatif, artikel, dan video yang dapat mendukung proses pembelajaran.
BACA JUGA: Peran ISNU dalam Membangun Intelektualitas Nahdliyin di Cianjur
“Mahasiswa dapat mengikuti influencer atau ahli di bidangnya untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan terbaru,” kata Deni yang juga Ketua Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama ISNU Cianjur ini.
Deni juga menerangkan, media juga sering digunakan untuk menyebarkan kesadaran tentang isu-isu sosial, lingkungan, dan politik.
“Kader PMII ini diharapkan dapat berpartisipasi dalam diskusi, yang dapat mendorong untuk lebih aktif dan peduli terhadap isu-isu yang ada di masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Panitia PKD PMII, Pebi Yasril P menerangkan jumlah yang mengikuti PKD sebanyak 23 orang. Mereka berasal dari 3 kampus, masing masing STISIP Guna Nusantara Cianjur, STISNU Cianjur dan Yamisa Soreang Bandung.
“Diharapkan peserta PKD bisa menjadi Agen Of Chang’e dan mampu bertarung dan merebut kekuasaan demi kepentingan kaum Mustad’afin,” imbuhnya.***