CIANJURUPDATE.COM – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cianjur memastikan ketersediaan stok darah masih mencukupi untuk kebutuhan warga.
Setiap bulan, PMI membutuhkan hampir 2.000 kantong darah untuk memenuhi permintaan dari berbagai rumah sakit di Cianjur.
Ketua PMI Kabupaten Cianjur, Ahmad Fikri, mengungkapkan bahwa saat ini PMI memiliki sekitar 150 kantong darah yang terbagi rata dari semua golongan darah.
“Kami memiliki sekitar 50 kantong untuk golongan darah A, 50 untuk golongan B, dan 50 untuk golongan O,” jelas Fikri, Kamis (10/10/2024).
BACA JUGA: Peringati HUT ke 172, Kebun Raya Cibodas Santuni Yatim Hingga Gelar Donor Darah
PMI Kabupaten Cianjur saat ini telah bekerja sama dengan beberapa rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Endelweiss Bentang Salapan dan yang terbaru adalah Rumah Sakit Sindangbarang.
Meskipun demikian, kebutuhan darah di rumah sakit Sindangbarang belum terlalu besar.
“Kebutuhan darah di Cianjur setiap bulan mencapai rata-rata 2.000 kantong. Untuk mencapainya, kami secara aktif meningkatkan kepedulian masyarakat untuk donor darah, yang kini didukung oleh berbagai kecamatan dengan mengadakan kegiatan donor darah rutin setiap tiga bulan,” lanjut Fikri.
Dalam dua tahun terakhir, berkat meningkatnya kesadaran masyarakat, PMI Kabupaten Cianjur sudah tidak lagi harus mencari donor darah dari luar kota.
“Kami melihat peningkatan sekitar 25 persen dalam partisipasi masyarakat Cianjur untuk donor darah. Ini hasil dari sosialisasi yang terus kami lakukan terkait pentingnya donor darah,” jelasnya.
Fikri juga mengingatkan bahwa masyarakat tidak boleh hanya aktif mendonorkan darah saat ada kebutuhan mendesak.
“Sebaiknya jangan menunggu sampai ada yang membutuhkan baru ramai-ramai donor. Idealnya, kita harus memiliki stok yang cukup sebelum kebutuhan meningkat. Jika stok tidak cukup, biasanya kami mengandalkan donor keluarga pasien,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa golongan darah yang paling jarang tersedia adalah golongan AB.
“Kebutuhan untuk golongan darah AB memang jarang, namun ketika dibutuhkan, bisa dalam jumlah besar. Karena itu, kami tidak mendorong mereka untuk sering mendonorkan darah, tetapi mengandalkan mereka saat dibutuhkan,” tutup Fikri.