PMII STISIP Guna Nusantara Cianjur Diskusi Bahas PPKM Darurat

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berdampak pada berbagai hal. Salah satu yang paling dirasakan adalah terbatasnya ketersediaan pangan di masyarakat.

Hal tersebut terlontar dalam diskusi terbatas yang dilakukan oleh kader Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Guna Nusantara Cianjur.

Sekretaris PMII Komisarian STISIP Guna Nusantara Cianjur, Akbar menjelaskan, masyarakat biasa terutama pelaku usaha kecil kesulitan berjualan saat PPKM Darurat ini. Apalagi waktu berdagang dibatasi.

“Para pedagang kecil mana bisa berjualan, mereka mencari sesuap nasi pun sekarang susah dengan PPKM ini,” kata dia dalam diskusi yang digelar secara daring ini, Senin (12/7/2021).

Di situasi saat ini, peran pemerintah kabupaten baik eksekutif dan legislatif harus lebih ekstra dan bisa melakukan berbagai program strategis. Jangan hanya mengandalkan bantuan pemerintah pusat.

“Fungsi legislasi juga harus jalan bagaimana mereka bisa menyampaikan apa yang hari ini dirasakan masyarakat. Melakukan control program langsung ke bawah,” bebernya.

Sementara itu, kader PMII lainnya, Wahyudi menjelaskan, penyaluran bantuan pemerintah yang hari ini ada harus sampai kepada masyarakat penerima secara merata. Sebab, disinyalir bantuan yang ada juga banyak yang belum tersalurkan secara maksimal.

“Jika fungsi kontrol dari pemerintah sudah tidak jalan lagi dengan kata lain kami selaku mahasiswa juga harus mampu mengambil peran strategis,” jelas Wahyudi.

Hal ini dilakukan agar masyarakat juga bisa merasakan apa yang menjadi haknya. Selaku Agent Of Change mahasiswa perlu berupaya mengisi kekosongan fungsi pemerintah.

“Hal ini tentu kita selaku agent of change juga harus betul-betul melakukan upaya pengisian kekosongan fungsi pemerintah di atas, agar bisa berbuat lebih banyak bagi masyarakat,” ungkapnya.

Peserta diskusi lainnya, Acep mengatakan, upaya yang harus mahasiswa lakukan adalah langsung terjun ke bawah mengawal masyarakat yang betul-betul mengalami kesulitan.

“Dimulai dari lingkungan tempat kita tinggal. Mendata dari tingkat ke-RT-an dan menyampaikannya kepada desa agar bisa recofusing anggaran Dana Desa untuk dijadikan bantuan langsung tunai,” jelas Acep.

Selain itu, pihaknya pun mendiskusikan berbagai upaya gerakan mahasiswa agar mampu menyerap aspirasi masyarakat melalui media sosial dan media massa.

“Agar mahasiswa mampu mengedepankan nilai-nilai solidaritas di tengah masyarakat, sehingga selaras dengan pencegahan penularan Covid-19. Selain itu juga masyarakat bisa mendapatkan haknya,”tutup dia.(afs/rez)

Exit mobile version