CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Kasus dugaan penipuan paket Lebaran berbuntut panjang. Massa yang mendatangi rumah terduga pelaku di Kampung Tipar, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur pun tidak mendapatkan kejelasan apapun dari pihak penyelenggara paket.
Kabags Ops Polres Cianjur, Kompol Warsito, mengatakan, pihaknya belum bisa memproses karena ini diduga kasus penipuan bukan penganiayaan. Semuanya harus jelas hingga polisi bisa melakukan langkah berikutnya.
“Ini kan siapa yang ditipu, kemudian siapa yang menipu, berapa yang ditipu harus jelas dulu baru polisi bisa melakukan langkah penyidikan,” tuturnya, Jumat (31/07/2020).
Warsito menyebutkan pihaknya telah mengarahkan masyarakat serta reseller yang datang untuk melapor ke pihak kepolisian. Sekaligus membawa bukti yang ada.
“Kami harapkan melaporkan, menyerahkan uang itu ke siapa, buktinya apa? Itu kita bisa melakukan penyidikan, di situ akan terlihat siapa yang berbuat,” kata dia.
Namun, yang masih menjadi masalah korban masih saja percaya bahwa terduga pelaku yang berinisial AN ini akan mencairkan uang sampai batas waktu pukul 00.00 WIB. “Sampai saat ini belum ada baik ketua atau reseller yang mau melapor ke kita,” ujar dia.
Para reseller paket lebaran ini tergantung apa yang dikatakan ketuanya. Bahkan, ia mengatakan, terduga pelaku merekrut ketua paket sekitar 80 orang.
“Hanya paketnya bermacam-macam, katanya seolah-olah tabungan. Terus ada yang nyimpen lima juta setahun umrah,” katanya.
Menurutnya, kemungkinan besar kasus ini mengarah pada perusahaan bodong. Namun tetap saja harus ada bukti. “Kemungkinan besar reseller diberi keuntungan. Ke sini juga kebanyakan reseller penghimpun data dari kelompoknya.” tukasnya.
Sementara itu, salah seorang reseller yang tidak disebutkan namanya, menyebut, ketua paket yang membawahinya berjanji akan membayar paket itu. Namun, tidak sesuai dengan janji yang ditentukan.
” Iya, dua hari lagi katanya, tunggu aja dulu. Entar minggu depan.” singkatnya.
Emak-emak Datangi Rumah Mewah di Limbangansari
Hingga sore hari, terduga pelaku, AN, sampai belum terlihat batang hidungnya. Diberitakan sebelumnya, puluhan hingga ratusan emak-emak mendatangi sebuah rumah mewah di Kampung Tipar, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur, Jumat (31/7/2020). Mereka merasa jadi korban penipuan paket Lebaran yang tak kunjung datang.
Tak sedikit emak-emak menangis, merasa jadi korban penipuan dan menuntut ganti rugi karena paket Lebaran tak kunjung datang. Mereka sudah berbulan-bulan menunggu kepastian, hingga akhirnya habis kesabaran.
Salah seorang korban dugaan penipuan paket Lebaran asal Cianjur, UC, menceritakan ia telah mengikuti program ini sejak tahun 2019. Mama muda ini membayar sejumlah uang setiap bulan pada reseller. Uang tersebut kemudian disalurkan ke ketua kelompok dan disetor ke bos berinisial AN.
“Senilai Rp35 ribu per bulan. Dalam 12 bulan itu mendapatkan hasil seperti di foto, si reseller ngajak ade. Mulanya aku minat di paket lebaran senilai Rp60 ribu, tahun sekarang dapat HP, emas, terus barang lainnya,” kata dia kepada Cianjur Update, Jumat (31/07/2020).
UC dan para member dijanjikan paket Lebaran cair pada 20 Mei 2020, namun diundur dengan dalih adanya Covid-19. Penyelenggara paket pun membuat perjanjian bahwa seluruh paket akan cair hingga 31 Juli 2020.
Namun hingga waktu yang ditentukan, tak ada kepastian didapat para korban. Hingga akhirnya, puluhan hingga ratusan anggota paket Lebaran mendatangi rumah AN. Mereka mencari kepastian, namun tak ada kejelasan.
Langkah ke depannya, UC akan menagih ke reseller itu yang telah mengajaknya untuk program paket lebaran ini. “Sama kalau misalnya belum ada kepastian, mungkin reseller juga ke ketua karena mereka ini yang meyakinkan akan tangung jawab.” tukasnya.
Korban Kebanyakan Buruh Pabrik
Korban lainnya, IT, menuturkan korban paket Lebaran cukup banyak. Bukan hanya ibu rumah tangga, namun sampai ke pejabat dan lintas daerah di Cianjur dan Sukabumi.
“Dari buruh pabrik, pejabat, pegawai negeri, ibu rumah tangga, rata-rata itu dari Sukabumi Kota, totalna dari pabrik, Cianjur dan sekitarnya,” jelas dia.
IT mengaku mengikuti dua paket yaitu Lebaran 2019 dan bed cover. Namun, paket lebaran tahun ini belum cair. Hanya janji-janji yang didapatnya.
“Janjinya yang sekarang, kurban domba. Setorannya Rp15 ribu sebulan dapatnya Rp2 juta, kalau sapi Rp50 juta dapatnya Rp6 juta,” jelas dia.
Selain itu, ia menjelaskan, pencairan paket lebaran sempat diundur dan akan disatukan dengan paket lebaran. “Janjinya tanggal 15, terus 18, terus 20, 25, terus ada kabar pembagian tanggal 30-31 dari Bu AN ke ketua tapi belum ada kabar, jadi didemo,” jelas dia.
Ia pun akan melakukan pelaporan ke pihak berwenang terkait persoalan yang menimpanya. “Insya Allah laporan ke polisi tapi bingungnya tak ada bukti soalnya tiap setoran gak dikasih bukti apa-apa, paling bukti transfer.” tutupnya.(afs/rez)