Pendidikan

Pondok Pesantren Harus Beradaptasi dengan Tantangan Digital untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Banyak narasi negatif yang mencuat terkait pesantren, terutama terkait isu kekerasan yang kerap mengancam reputasi lembaga pendidikan Islam ini.

“AIS Nusantara memiliki tantangan besar untuk mengatasi isu-isu ini,” kata Nuruzzaman.

Sebagai langkah konkret, KOPDARNAS 7 menghadirkan berbagai kegiatan yang melibatkan diskusi dan interaksi aktif, termasuk pengukuhan pengurus dan talkshow anti kekerasan.

Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman mengenai cara mencegah dan menangani kekerasan, terutama di dunia digital, yang semakin marak dengan isu intoleransi dan kekerasan.

BACA JUGA: Perkuat Pemahaman Masyarakat, Anggota DPRD Jabar Asep Suherman Gencar Sosialisasi Perda Soal Pesantren di Cianjur

Mengembangkan Dakwah Pondok Pesantren Melalui Platform Digital

Ulinnuha, salah satu panitia KOPDARNAS, menyatakan bahwa forum ini bertujuan merumuskan strategi pesantren dalam menghadapi era digital.

“Kami ingin membahas bagaimana pesantren bisa menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada di era digital,” katanya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya memperluas jangkauan dakwah melalui platform digital, mengembangkan model pendidikan berbasis teknologi, serta menciptakan konten positif yang mencerminkan nilai-nilai pesantren.

Langkah ini diharapkan bisa membantu pesantren tetap relevan di tengah perubahan zaman.

KOPDARNAS 7 menjadi momentum penting bagi pesantren untuk membuktikan bahwa mereka tidak hanya bisa beradaptasi, tetapi juga memimpin dalam menghadapi tantangan digital.

Pesantren diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin melalui teknologi digital.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button