Potret Pendidikan Cianjur: Ribuan Sekolah Rusak, Minim Apresiasi, Nihil Beasiswa
Kepala Bidang sedikit mengkerutkan dahi, pasalnya satu ruangan rusak rata-rata memerlukan anggaran Rp 90 juta untuk memperbaikinya.
“Saya sudah menerima laporan SDN Karyasakti, untuk sekolah-sekolah rusak itu sebetulnya hampir di tiap kecamatan ada,” tuturnya kepada wartawan.
Sekolah-sekolah yang rusak itu sendiri, menjadi prioritas bagi Dinas Pendidikan untuk dipikirkan dan ditindaklanjuti agar segera mendapat bantuan.
“Semua bangunan yang tingkat kerusakannya rata-rata di atas 70% itu menjadi skala prioritas dan menjadi pengusulan dalam berbagai program bantuan,” katanya.
Pihaknya berharap ada ketersediaan anggaran untuk perbaikan sekolah yang laporannya sudah masuk dalam pemetaan.
Menurut Aripin sendiri, tujuan akhir memberikan kenyamanan kegiatan pembelajaran bagi tenaga pendidik dan kependidikan dengan adanya
memberikan kenyamanan perbaikan bangunan ruangan sekolah yang rusak.
“Jadi kami terus berupaya mudah-mudahan masuk di perubahan anggaran atau di anggaran murni 2023, nanti diupayakan dari berbagai program juga melalui dana alokasi khusus pusat,” jelasnya .
Untuk hasil dari pemetaan sejauh ini sudah masuk laporan sekolah rusak terdata sebanyak 1.000 lebih.
“Makanya untuk SD bukan hal yang sederhana kalau berbicara anggaran karena ada 1.000 lebih bangunan ruangan rusak, memang tingkat kerusakannya diklasifikasi dari mulai rusak berat, menengah, dan ringan jadi kami akumulasi 1.000 lebih bangunan ruangan sekolah dan membutuhkan anggaran. Kalau misalnya per lokal di angka 90 juta tinggal mengalikan saja jumlahnya,” ucap dia.