Praktisi Pendidikan Cianjur Dukung Peniadaan Study Tour di Sekolah

CIANJURUPDATE.COM – Kebijakan Gubernur Jawa Barat terpilih yang melarang study tour mendapat dukungan dari praktisi pendidikan di Cianjur.

Larangan ini dianggap tepat karena study tour sering membebani siswa secara finansial.

Akademisi dari Universitas Putra Indonesia (UNPI) Cianjur, Librianti Kurnia Yuki mendukung penuh kebijakan tersebut.

BACA JUGA: DPRD Cianjur Dukung Larangan Study Tour, Akan Panggil Disdikpora dan KCD

Menurutnya, study tour kerap menjadi ajang kepentingan pribadi bagi oknum guru atau kepala sekolah.

“Saya sangat mendukung penghentian study tour. Biasanya ada oknum guru atau kepala sekolah yang ikut serta tanpa biaya, sehingga ada unsur kepentingan pribadi,” ujar Librianti, yang baru meraih gelar doktor dengan nilai memuaskan.

Ia menyoroti biaya study tour ke luar daerah yang cukup tinggi. Sayangnya, fasilitas yang diberikan sering tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

BACA JUGA: Larangan Study Tour ke Luar Daerah, Pengusaha Travel Cianjur Minta Pemerintah Evaluasi Wisata Lokal

“Anak saya dulu ikut study tour dengan biaya yang cukup besar, tetapi fasilitasnya kurang memadai. Tidur di hotel pun berlima dalam satu kamar,” ungkapnya.

Menurutnya, larangan study tour juga dapat mengurangi kesenjangan sosial di kalangan siswa. Banyak siswa dari keluarga kurang mampu yang tidak bisa ikut karena keterbatasan biaya.

“Di sekolah seperti SMAN 1 Cianjur, masih banyak siswa dari keluarga kurang mampu. Mereka sering kali tidak bisa ikut atau terpaksa meminjam uang agar bisa mengikuti kegiatan tersebut,” ujarnya.

BACA JUGA: Dedi Mulyadi Tegaskan Larangan Study Tour Sekolah Meringankan Beban Orang Tua

Siswa yang tidak ikut study tour sering merasa tersisih dari pergaulan teman-temannya. Namun, mereka jarang mengungkapkan hal tersebut kepada pihak sekolah.

“Kondisi ini sering kali tidak sampai ke kepala sekolah. Apalagi jika anggaran study tour 2024 baru terealisasi di 2025, seharusnya lebih difokuskan ke kegiatan edukatif seperti outing class yang lebih inklusif,” pungkasnya.

Editor: Afsal Muhammad

Exit mobile version