CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Kejadian 250 siswa SMPN 1 Turi yang hanyut terbawa arus ketika susur sungai menyita perhatian pegiat Pramuka Cianjur. Hal ini mengingat ada beberapa siswa yang meninggal dalam kejadian itu.
Wakil Ketua Dewan Kerja Cabang (DKC) Pramuka Kwarcab Cianjur, Ade Irawan, mengatakan, musibah tak ada yang tahu. Pramuka hanya bisa berusaha agar kegiatannya tetap aman dan lancar.
“Tetapi di balik semua itu panitia biasanya suka melihat segala sesuatu hal yang mungkin terjadi. Seperti bahaya atau hal buruk yang akan terjadi di awal,” tuturnya melalui sambungan telepon, Sabtu (22/02/2020).
Ia pun mengungkapkan, berdasarkan pengalamannya di kepramukaan setiap ada kegiatan selalu ada tim manajemen resiko. “Karena setiap kegiatan harus ada tim manajemen resikonya untuk mengurangi kemungkinan hal buruk terjadi,” katanya.
Namun, ia mengaku belum mengetahui apakah panitia di sana memiliki tim manajemen resiko atau tidak. “Saya berdoa semoga pencariannya, lancar,” kata dia.
Sama halnya dengan, Belgies Dewi Fortuna (17), Pradana Putri Pramuka SMA Negeri 1 Cianjur ini mengatakan, ketika akan melakukan susur sungai, harus melihat situasi alam lebih dulu.
“Jangan coba main-main sama alam apalagi lagi musim hujan,” tuturnya saat ditemui wartawan di rumahnya di Kampung Wargaluyu RT 02/RW 11, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Sabtu (22/02/2020).
Ia pun menuturkan, karena siswa yang mengikutinya sebanyak 250 orang. Seharusnya kegiatan yang digelar bukan kegiatan pramuka reguler.
“Tapi kepramukaan, guru pendampingnya pun berbeda dari kegiatan reguler, dan minimal ada 10 pendamping,” kata dia.
Ia pun mempertanyakan izin sekolah terhadap kegiatan itu, karena menurutnya sangat berbahaya jika melakukan susur sungai di musim hujan.
“Harus lihat resiko kalau kita mau melakukan kegiatan susur sungai. Gak boleh kalau musim hujan, walaupun di sungainya tidak hujan, tapi kita gak tahu situasi alam,” ungkapnya.
Pengaruh Besar
Sementara itu, Pemimpin Sangga Pramuka SMK Nurul Islam Cianjur, Dini Andiani (16) mengucapkan belasungkawa atas kejadian tersebut. “Untuk semua pihak yang yang bersangkutan harus bertanggung jawab atas kejadian ini, terus kalo ngadain acara harus lebih detail lagi sama kondisinya gimana,” kata dia.
Dini mengungkapkan, hal yang harus dipikirkan pertama kali adalah keselamatan. Terlebih ada ratusan pelajar yang terlibat dalam kegiatan itu. “Jadi harus bisa mempertimbangkan lagi gitu gimana resiko buruknya bukan hanya merencanakan gimana acara itu bisa berjalan dengan lancar,” ungkapnya.
Selain itu, Dini menyebut, kejadian yang menimpa ratusan siswa SMP itu bukan hanya menelan korban. Namun merugikan pramuka itu sendiri.”Karena insiden ini dapat berpengaruh besar bagi kami anak pramuka aktif. Bisa juga orang tua siswa yang mengikuti pramuka kemungkinan besar akan sulit mendapatkan izin ketika mengikuti acara pramuka lagi.” pungkasnya.(afs/rez)