Prof. Dr. Yus Rusyana Beri Panduan Menulis Puisi dan Bacakan Sajak “Sarébu Bulan” Dalam Bulan Bahasa Universitas Suryakancana
Prof. Yus Rusyana juga menganjurkan agar para penulis muda selalu membaca ulang karya mereka untuk memastikan isi hati dan pesan yang ingin disampaikan benar-benar tercurahkan dalam bait-bait puisi.
“Jika ada perubahan, silakan tuliskan lagi,” katanya, mendorong para peserta untuk tidak ragu memperbaiki dan menyempurnakan karya mereka.
Sebelum presentasi, penulis Numahal ti Batan Inten (Kumpulan Puisi, 1980) itu sempat membacakan beberapa sajak salah satunya berjudul “Sarébu Bulan,” yang menggunakan bahasa Sunda. Ia bercerita sajak ini dibuat untuk menggambarkan perjalanan hidup manusia dalam refleksi kebersamaan dan kesendirian dengan bulan sebagai saksi abadi. Berikut penggalan sajak tersebut:
Sarébu Bulan
Dina hiji peuting urang jalan-jalan duaan, katilu bulan
Dina hiji peuting urang jalan-jalan duaan, sarébu bulan
Dina hiji peuting urang jalan-jalan sorangan, kadua bulan
Dina hiji peuting taya saurang nu jalan-jalan, ngan kari bulan
Sementara itu, Faisal Syahreza, penulis muda yang dikenal dengan karya-karya kontemporer nya yang diminati anak-anak muda, berbicara tentang tantangan generasi muda dalam mengekspresikan diri melalui puisi. Faisal membagikan pengalaman dan cara praktis membuat puisi dan menjadikan sastra sebagai media untuk mengungkapkan realitas sosial dan budaya.
Sebagai aktivis berbagai komunitas sastra dan teater, Faisal mengajak para peserta untuk menulis dari hati dan menjadikan karya sastra sebagai cerminan dari pemikiran dan pengalaman orisinal mereka sehari-hari.