Psikolog Sebut Korban Perkosaan Cenderung Alami Gangguan Traumatik
![Psikolog Sebut Korban Perkosaan Cenderung Alami Gangguan Promatik](/wp-content/uploads/2021/11/IMG-20211117-WA0020-780x470.jpg)
Delima menuturkan, kasus seperti ini perlu dicegah agar tidak ada lagi korban lainnya di Cianjur. Ia pun membeberkan sejumlah pencegahan yang bisa dilakukan.
“Sebetulnya pencegahannya adalah harus ada intervensi untuk menciptakan keluarga yang sehat dan bahagia, termasuk harus mulai ada pengenalan terhadap pendidikan reproduksi,” terangnya.
Ia menilai, perlu adanya penyuluhan intensif bagi masyarakat dan pemerintah tentunya harus bisa terlibat secara optimal.
“Harus ada peran untuk melindungi hak-hak anak dan para pelaku kekerasan seksual harus mendapatkan hukuman yang maksimal,” terangnya.
Penyuluhan dan pembekalan ini, lanjutnya, bisa dilakukan kepada setiap orang lintas usia. Sehingga minimal bisa mencegah tindakan kekerasan seksual, karena sudah tahu hukumannya sangat berat.
“Selain itu, perlu ditelusuri juga berbagai faktor tekanan yang menjadi penyebab masalah psikososial ini, apakah karena faktor ekonomi atau hal lain,” ucapnya.
Apabila memang yang menjadi faktor penyebab gangguan psikisnya adalah ekonomi, sambung Delima, berarti perlu adanya pembekalan keterampilan dan keahlian tertentu.
“Kalau benar karena faktor ekonomi, berarti harus ada pembekalan keterampilan. Sehingga, orang dewasa yang tidak punya kegiatan, bisa mengalihkan fokusnya untuk bekerja dan tidak berfantasi terlalu dalam dan jauh pada seksualitas,” bebernya.
Sebelumnya diberitakan, seorang kakek berinisial H (60) memperkosa seorang anak berusia 15 tahun hingga melahirkan bayi. Kejadian ini berlangsung selama dua tahun.