Puluhan Tuna Netra di Cianjur Ikuti Pelatihan Pijat Siatzu

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Sebanyak 20 tuna netra ikuti pelatihan pijat siatzu dan keterampilan di Balai Rehabsos PD Wyata Guna, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur. Kegiatan ini merupakan kerja sama dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cianjur yang berlangsung selama satu bulan.

Instruktur Pijat Siatzu, Putre Wibowo, mengatakan, program pelatihan pijat ini disebut dengan homecare jemput bola kepada para penyandang disabilitas tuna netra. Ia menjelaskan, pijat siatsu adalah pijat berdasarkan titik-titik dan miredian. Di Minggu ketiga ini, ia dan para peserta telah mempelajari proses penyembuhan secara general.

“Hanya nanti pada minggu ke empat yang terkahir mereka mendapatkan keterampilan secara spesifik. Jadi kalau dokter mah yang umumnya sudah tinggal dia spesialisasinya mau apa,” tuturnya saat ditemui Cianjur Update, Kamis (24/09/2020).

Setelah para peserta memiliki spesialisasinya, para pasien bisa memilih sesuai dengan kebutuhan. Adanya pelatihan ini diharapkan membuat para peserta bisa mandiri, khususnya untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

“Yang ke dua memberikan contoh kepada masyarakat bahwa meskipun mereka  mengalami disabilitas tidak perlu terlalu merepotkan Pemda. Hanya dalam hal ini keterampilan mereka lah yang akan mereka jual ke masyarakat,” ujarnya.

Ia juga meminta dukungan dari Pemda, khususnya Kabupaten Cianjur melalui Dinsos dan bisa memfasilitasi agar ke depannya bisa mandiri. Terlebih menyiapkan tempat untuk membuka praktik

“Khususnya misalnya mereka dari kelompok ini annti bisa disiapkan tempat untuk emreka mengadakan suatu kegiatan dalam mencari ya mata pencaharian mereka.” pungkasnya.

Tinggal Datang ke Dinsos

Sementara itu, Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Disabilitas dan Tuna Sosial Dinsos Cianjur, Marjuki, mengatakan biasanya orang tua bingung kalau ada keluarganya yang disabilitas. Padahal menurutnya, pemerintah di daerah membangun komunikasi dengan pihak balai rehabilitasi di pusat.

“Daerah itu gak ada kewenangan untuk rehabilitasi tapi mengomunikasikan dengan pusat. Biasanya menawarkan ke kita program-program. Jadi ini dari pusat tapi difasilitasi oleh daerah,” katanya.

Marjuki menyebut, setelah para peserta menjadi profesional, pihaknya menawarkan untuk membuka praktik. “Jika ada masyarakat yang keluarga disabilitasnya mau diberikan pelatihan seperti ini tinggal datang ke Dinsos saja. Yang sekarang ini kan yang kami tawarkan dan mau.” tukasnya.(afs/rez)

Exit mobile version