CIANJURUPDATE.COM – Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengakui bahwa distribusi pupuk bersubsidi di Kota Santri belum merata.
Hal ini disebabkan oleh masalah pembaruan data yang terkendala oleh KTP elektronik.
“Masih banyak petani tidak terdaftar karena belum memiliki KTP elektronik,” kata Herman pada Kamis (25/7/2024).
BACA JUGA: Bupati Cianjur Janji Pupuk Bersubsidi Akan Tersalurkan Dengan Baik, Ternyata Ini Biang Kelangkaannya
Syarat utama untuk mendapatkan pupuk bersubsidi adalah memiliki KTP elektronik. Namun, banyak petani, terutama yang sudah lanjut usia, masih menggunakan KTP manual.
“Ini menjadi kendala dalam pembaruan data penerima pupuk bersubsidi. Salah satu syaratnya adalah memiliki KTP elektronik, sedangkan banyak petani yang KTP-nya masih manual,” jelasnya.
Untuk mengatasi distribusi pupuk bersubsidi, Pemkab Cianjur akan melakukan jemput bola melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).
Herman menegaskan bahwa masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya oleh Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura (DPPPH) dan Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskumdagin) Kabupaten Cianjur saja.
“Upaya pendataan sedang dilakukan untuk petani yang masih menggunakan KTP manual. Disdukcapil akan mendatangi kelompok tani untuk memfasilitasi pendaftaran dan unggahan data untuk pemberian pupuk bersubsidi. Pendaftaran akan dibuka kembali pada bulan Agustus,” tambahnya.
Pada tahun 2024, Kabupaten Cianjur memiliki 194.814 petani dengan alokasi lahan tanam seluas 224.778 hektare.
Total pupuk subsidi yang dialokasikan untuk Kabupaten Cianjur termasuk urea sebanyak 48.013 ton dan NPK sebanyak 57.558 ton.
“Saat ini, yang sudah terealisasi baru urea sebanyak 399.589 kilogram dan NPK baru 3 ton. Jumlah ini masih belum mencukupi, sehingga kami akan mengajukan tambahan melalui data KTP yang sudah diperbarui,” ujar dia Herman.
Ia pun menjelaskan, baru 15 persen petani yang sudah mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Yang sudah menerima di Kabupaten Cianjur 25.205 orang yang sudah updating data dari total jumlah 194.804 orang, jadi baru 15 persen,” ucap dia.