Fajar Saefudin bocah akibat kurang gizi meninggal dunia di Rumah Sakit dengan kondisi tubuh yang memprihatinkan.
CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Kabar duka berhembus Sabtu (23/3/2019) sore. Fajar Saefudin, bocah 10 tahun asal Desa Haurwangi Kecamatan Haurwangi yang ramai diberitakan media meninggal dunia di RSUD Sayang Cianjur.
Kondisinya memprihatinkan. Tubuhnya kurus, tulang pun terlihat menonjol dari kulitnya. Sebelum meninggal dunia, Fajar sempat dirontgen. Namun kondisinya memburuk hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Kabar duka tersebut didapat dari Babinsa Haurwangi, Koptu Haryadi, yang terus memerhatikan Fajar dan keluarganya sejak awal.
“Innalillahi wainnaillaihirojiun, Fajar Saefudin meninggal dunia bang tadi sore,” ujarnya kepada wartawan melalui pesan singkat, Sabtu (23/3/2019) sore.
Anggota TNI itu mengawal jenazah Fajar dari rumah sakit menuju rumah duka di Kampung Neglasari RT 01/11, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi.
Sebelumnya diberitakan, kondisi Fajar sangat memprihatinkan. Dirinya sudah hampir sebulan tak sekolah. Tubuhnya kering kerontang, kulitnya pun ibarat pembungkus tulang saja.
Baca Juga: Kondisi Fajar Memprihatinkan, Tubuhnya Kering Kerontang
Tak hanya Fajar, ayahnya Aef Saefudin (45) dan ibunya Vera (42) juga sakit. Mereka tinggal di rumah yang pengap dan tak layak huni di Kampung Neglasari, RT 01/11, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwang
Nyaris tak ada ventilasi udara dalam rumah. Mereka pun menderita penyakit paru-paru. Melihat hal tersebut, Babinsa Haurwangi, Koptu Haryadi, langsung mengumpulkan warga dan ketua RT. Fajar yang sangat lemah akhirnya dipaksa dibawa ke rumah sakit meskipun awalnya menolak.
“Semula mereka menolak, namun saya paksa dan saya minta bantuan sana sini untuk biaya makan yang menunggu Fajar di rumah sakit,” papar Haryadi di sela-sela kerja bakti membersihkan dan merenovasi rumah keluarga Fajar, Jumat (22/3/2019).
Sambil menunggu bantuan donatur dan dermawan, Haryadi mengajak warga sekitar membersihkan rumah keluarga Fajar dahulu. Dirinya bercerita, awal mula menemukan keluarga Fajar setelah mendengar kabar dari temannya tentang keberadaan seseorang yang sakit.
“Saya cek ternyata semua keluarganya harus dibawa ke dokter, lalu saya bawa ke dokter Aji. Di rumahnya semula satu kamar dihuni empat orang,” tambahnya.
Sementara iru Kakek Fajar, Arim (54), mengatakan awalnya yang sakit adalah ayahnya Fajar. Kemudian menular ke istri dan anaknya. Sudah beberapa kali Fajar dibawa ke puskesmas.
“Awalnya batuk batuk menular ke anak dan istri. Cucu saya sebulan tak sekolah, seminggu sebelum dibawa kemarin susah makan,” tutur Arim.
Namun kondisi ekonomi yang kekurangan membuat Fajar tak mampu melanjutkan biaya berobat. Akhirnya mau tak mau hanya diberikan pengobatan alakadarnya.
“Ayahnya hanya tukang ojeg, kadang dapat uang kadang tidak,” tambahnya. (Rez)