Ramai Pesan Berantai Equinox, Masyarakat Diimbau Tenang

CIANJURUPDATE.COM, Jakarta – Akhir-akhir ini pesan berantai atau broadcast tentang Equinox marak beredar. Bukan hanya di media sosial seperti facebook, twitter, dan instagram saja, tetapi sudah masuk ke aplikasi pesan Whatsapp. Isinya kurang lebih seperti ini:

Untuk Rekan2 sekedar mengingatkan kita semua agar jangan lupa minum lebih banyak air dan makan lebih banyak buah dan mengurangi aktifitas diluar rumah dari tanggal 22 s/d 28 Maret..karena gejala Equinox, dimana Matahari, mencapai titik terdekat dengan bumi dan suhu udara akan naik beberapa derajat, usahakan jangan sampai dehidrasi atau sun stroke, jaga kesehatan kita dan saling mengingatkan di antara kita , Terimakasih ????

Informasi dari Teman2 dokter di komunitas Autoimun.tlg di sebarkan ke grub lain atau org2 yg kita sayangi ya?

Pesan tersebut banyak dibagikan di grup atau pesan pribadi. Namun baru-baru ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan siaran pers yang menanggapi beredarnya berita fenomena Equinox, yang disebut menyebabkan peningkatan suhu ekstrem berakibat
sun stroke dan dehidrasi untuk diluruskan.

Dikutip dari siaran persnya yang dimuat di www.bmkg.go.id, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Drs. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc, menjelaskan equinox adalah salah satu fenomena astronomi dimana matahari melintasi garis khatulistiwa. Secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.

Saat fenomena ini berlangsung, matahari dan bumi memiliki jarak paling dekat konsekuensinya wilayah tropis sekitar ekuator akan mendapatkan penyinaran matahari maksimum.
Meski begitu, dirinua menuturkan fenomena ini tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis maupun ekstrem.

“Secara umum, diketahui rata-rata suhu maksimum di wilayah Indonesia berada dalam kisaran 32-36°C,” kata Mulyono seperti dimuat dalam siaran persnya.

Berdasakan pengamatan BMKG, suhu maksimum tertinggi pada Sabtu (23/3/2019) tercatat 37,6°C di Meulaboh, Aceh.

“Equinox bukan merupakan fenomena seperti gelombang panas atau heat wave yang terjadi di Eropa, Afrika dan Amerika yang merupakan kejadian peningkatan suhu udara ekstrim di luar kebiasaan dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama,” tambahnya.

Menyikapi hal itu, dia mengimbau masyarakat agar tidak perlu mengkhawatirkan dampak equinox sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang.
Secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia masih lembab atau basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sedang memasuki masa/periode transisi/pancaroba.

Ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan. (Rez/bbs)

Exit mobile version