Ratusan Bencana Terjadi Sejak Januari-November 2021, Cianjur Siaga Satu!

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Kabupaten Cianjur menetapkan status siaga satu bencana, menyusul regulasi kebencanaan yang telah ditetapkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Hal ini dilakukan, karena bencana yang terus menerus terjadi akibat dari munculnya badai tropis La Nina.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mencatat, peristiwa kebencanaan sejak Januari hingga November 2021 terhitung ada sebanyak 148 kejadian.

Masing-masing bencana di antaranya adalah banjir sebanyak 26, tanah longsor 102, puting beliung 18, abrasi 1, dan pergerakan tanah 1 kejadian.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kabupaten Cianjur, Taufik Zuhrizal mengatakan, indeks bencana Cianjur saat ini berada di rangking 4 nasional dan rangking 1 untuk provinsi.

Selain itu, lanjutnya, di 32 kecamatan, 354 desa, dan 6 kelurahan semua memiliki potensi kebencanaan, walaupun tiap kecamatan itu berbeda-beda potensi bencananya.

“Kita tahu dari mulai utara Cianjur sampai ke selatan Cianjur itu memiliki risiko bencana yang tinggi. Bahkan, 10 kebencanaan kerap terjadi di Cianjur,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (12/11/2021).

Ia menilai, wilayah ini memiliki potensi bencana gunung berapi, gempa bumi, pergerakan tanah, longsor, dan banjir bandang.

“Contohnya, di Karangtengah dan Haurwangi itu sudah padat penduduk, masyarakatnya tidak begitu ramah dengan lingkungan, sehingga beberapa kejadian mengakibatkan banjir,” jelasnya.

Sementara itu, wilayah Cianjur selatan juga memiliki potensi bencana seperti banjir, pergerakan tanah, longsor, angin puting beliung, gelombang tinggi, hingga tsunami.

“Ke selatan mulai dari Cibeber itu ada potensi banjir, pergerakan tanah, longsor, puting beliung. Sementara di daerah Cidaun, Sindangbarang, dan Agrabinta ada potensi tsunami,” kata dia.

Taufik menjelaskan, hal tersebut dapat dicegah tidak hanya oleh Pemkab Cianjur daja, namun harus serta merta dengan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat.

“Antisipasi dengan kesadaran masyarakat selalu waspada dan siaga. Misalnya jika intensitas hujan tinggi melebihi satu jam, masyarakat harus segera mengevakuasi diri secara mandiri ke daerah yang aman,” tutupnya.(afs/sis)

Exit mobile version