Hiburan

Review Avatar: The Last Airbender Live Action Netflix, Berhasil Bangkitkan Masa Kecil Dengan Petualangan Seru

Secara pribadi, yang saya suka dari Avatar: The Last Airbender buatan Netflix ini adalah wujud kota dari setiap bangsa. Mulai dari Kuil Udara Selatan, Kota Omashu, Kerajaan Api, sampai Suku Air Utara.

BACA JUGA: Aplikasi Spotify, Youtube dan Netflix Tak Ada di Apple Vision Pro, Ini Dia Alasannya!

Tapi, yang paling berkesan adalah Omashu. Netflix berhasil membuat Raja Bhumi (Utkarsh Ambudkar) semirip mungkin dengan versi animasi. Dan, yang paling bikin tertawa, adalah penjual kubis yang selalu sial, dan berteriak “Kubis-Kubisku!”

Pangeran Zuko (Dalias Liu) dan Paman Iroh (Paul Sun-Hyung Lee) benar-benar ciamik. Mereka merepresentasikan versi animasi dengan lebih manusiawi dan gelap. Terlebih, latar belakang mereka memang gelap.

Raja Api Ozai (Daniel Dae Kim) pun demikian, saya suka penampilannya yang benar-benar mirip seperti versi animasi. Berbeda dengan film The Last Airbender (2010) yang membuat Raja Api Ozai seperti orang Yunani kuno.

Ketika menonton series ini, 7 episode yang masing-masing berisi 57 menit tidak akan terasa. Rasanya season 2 ingin segera muncul dan melihat apa yang terjadi selanjutnya. Tetapi, dari credit scene di episode terakhir, sepertinya Komet Sozin akan menjadi tema utama dalam season selanjutnya.

BACA JUGA: Sinopsis Resident Evil Netflix 2022 Baca Dulu Cerita Serunya!!

Netflix berhasil membuat level baru dalam membuat Live Action populer, dimulai dari One Piece, hingga Avatar: The Last Airbender, semuanya tidak gagal dan berhasil.

Ini harus dicontoh oleh rumah produksi yang ingin membuat film atau series berdasarkan komik maupun animasi. Unsur-unsur penting yang menjadi ciri khas dalam versi animasi dan komik, tidak dihilangkan.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button