Ribuan Ikan Mati Secara Massal di Waduk Cirata, Begini Kata DKPP Cianjur

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Dinas Kelautan, Perikanan, dan Perternakan (DKPP) Kabupaten Cianjur menyebut, ribuan ikan yang mati secara massal di Kolam Jaring Apung (KJA) Waduk Cirata sejak beberapa hari terakhir, disebabkan karena curah hujan yang tinggi.

Sehingga, menyebabkan suhu air ikut tinggi dan membuat air sungai yang kotor dari hulu mengalir deras ke kawasan Waduk Cirata.

“Kematian ikan massal di Waduk Cirata ini, akibat KJA mendapat kiriman air yang kotor dari hulu sungai. Sehingga, ikan tidak mendapat air bersih dan akhirnya mati,” ujar Staff DKPP Cianjur, Budi Prayatna kepada Cianjur Update, Jumat (22/10/2021).

Selain itu, lanjut Budi, kondisi tersebut membuat tingginya kerapatan tiap KJA kurang dari 50 meter. Sementara jaring KJA di Waduk Cirata, rata-rata hampir menyentuh dasar permukaan waduk.

“Saat musim kemarau, suhu air menjadi tinggi dan perairan sedang dangkal, sehingga air Waduk Cirata yang asalnya jernih kini berwarna coklat,” ucapnya.

Ia juga menuturkan, kejadian ikan mati secara massal ini sudah terjadi kedua kalinya di Waduk Cirata.

“Kejadian pertama pada pertengahan September di sekitar aliran Sungai Cibalagung dan yang kedua adalah yang terjadi saat ini,” terangnya.

Ini Imbauan DKPP Cianjur

Maka dari itu, Budi mengimbau kepada seluruh petani ikan di KJA Waduk Cirata untuk melakukan budidaya sesuai dengan petunjuk teknis yang telah ada.

Di antaranya, mengurangi pemberian pakan berlebih, mengurangi padat tebar ikan dalam KJA, melakukan panen lebih awal, dan memperhatikan perubahan kondisi lingkungan perairan.

“Selain itu, perhatikan juga ukuran ikan yang akan ditebar dan jenis ikan yang akan ditanam. Misalnya, pilih ikan yang tahan terhadap kondisi perairan yang jelek (patin atau nila),” ungkapnya.

Menurutnya, semua persiapan pengelola pascapanen harus diperhatikan dengan seksama. Terlebih dalam kondisi ekstrem saat ini.

“Semuanya harus dipersiapkan dengan baik, agar bisa mengantisipasi terjadinya kematian ikan yang menyebabkan kerugian,” ucapnya.

Sebelumnya, salah seorang petani ikan di Waduk Cirata, Hendra mengatakan, ratusan ikan miliknya mati mendadak, baik yang ukuran kecil maupun besar. Semuanya mengambang ke permukaan.

“Penyebab kematian massal ikan tersebut diduga karena cuaca ekstrem,” ujar Hendra kepada Cianjur Today, Rabu (20/10/2021).

Menurutnya, hal tersebut terjadi saat cuaca dingin dan naiknya air bawah yang bercampur dengan endapan pakan. Sehingga, membuat ikan yang dibudidayakan di kolam KJA mati, karena kehabisan udara segar.

“Kemarin mulai kejadiannya, banyak ikan di KJA yang mati mendadak, kondisi cuaca memang sedang tidak bagus. Untuk di dua blok saja bisa mencapai 100 ton,” sebutnya.

Hendra menjelaskan, untuk di wilayahnya, kematian ikan terjadi di Blok Jati Nenggang dan Blok Calincing dan yang mati rerata jenis ikan nila, mas, dan bawal.

“Kebanyakan ikan yang mati adalah ikan mas dan nila, baik yang sudah siap panen ataupun benih yang baru saja seminggu lalu datang,” paparnya.

Menghadapi kondisi ini, ia mengaku, tidak menyiapkan antisipasi apapun. Namun, lanjutnya, jika ke depannya masih ada modal, KJA pasti akan ditanam lagi.

“Kerugian di perkirakan untuk satu pengusaha KJA paling minimal Rp20 juta hingga Rp100 jutaan,” tutupnya.(ren/sis)

Exit mobile version