CIANJURTODY.COM, Cipanas – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur mencatat 36 kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat pada Januari 2022. Dari jumlah tersebut satu orang di antaranya meninggal dunia.
Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Cimacan, dr Hani, menerangkan pada awal Januari 2022 ini kasus DBD yang ditangani sudah mencapai 36 pasien.
“Diawal tahun hingga 19 Januari 2021 ini ada 36 pasien penyakit DBD yang dirawat RSUD Cimacan,” ujarnya kepada Cianjur Update saat dikonfirmasi, Selasa (19/1/2022).
Menurutnya, dari jumlah pasien 36 orang, sembilan pasien merupakan anak-anak dan satu orang anak meninggal dunia karena dengue syok syndrome.
“Saat ini pasien DBD kebanyakan orang dewasa dibanding anak. Akan tetapi anak lebih rentan sehingga ada satu orang anak yang meninggal dunia terkena dengue syok syndrome,” jelasnya.
Menurutnya, pasien dengan DBD yang masuk salah satunya berasal dari kecamatan rawan yakni Cipanas, Sukaresmi, Pacet, dan Cugenang.
“Nah, yang didominasi pasien DBD ini dari Sukaresmi, Pacet dan Cipanas. Akan tetapi saat ini dari 36 pasien sudah pulih dan kembali ke rumahnya,” ucapnya.
Selain itu, dr Hani menjelaskan banyak masyarakat mengira penyebab DBD adalah nyamuk aedes Aegepty. Padahal anggapan itu salah karena penyebabnya adalah virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegepty.
“Nah, untuk itu kita harus memutus mata rantai kehidupan nyamuknya agar virus tidak bisa dibawa,” tuturnya.
Masyarakat Diimbau Menjaga Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal
Hani memaparkan bahwa nyamuk Aedes Aegypti lebih senang bersarang di tempat kotor atau tidak terawat. Oleh karenanya pihaknya mengimbau agar wargamengeringkan genangan air, menutup dan menguras penampungan air bersih.
Kemudian mengubur barang bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk merupakan langkah utama pencegahan DBD.
Sambung Hani, DBD juga dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan lingkungan rumah secara rutin, terutama tempat penampungan air.
Menggunakan obat nyamuk, baik itu jenis semprot, bakar, atau elektrik, pada pagi dan sore hari.
“Mengoleskan losion anti nyamuk, memasang kasa nyamuk di setiap jendela atau ventilasi udara. Agar nyamuk tidak masuk ke dalam rumah, tidak menggantung pakaian di dalam kamar, karena bisa menjadi tempat bagi nyamuk untuk bersembunyi,” tuturnya.
Namun, kata Hani, memberantas sarang nyamuk dan mencegah gigitan nyamuk masih merupakan langkah utama untuk melindungi diri dari demam berdarah.
“Agar lebih efektif, berkoordinasilah dengan pihak pengelola lingkungan untuk melakukan fogging, guna memberantas nyamuk di area pemukiman tempat Anda tinggal. Salah satu ciri yang terkena DBD yaitu demam, bintik merah di kulit, pendarahan gusi, mimisan, yang berat bisa sampai syok,” tutup dia.(ren)