RSUD Cimacan Sediakan Pelayanan Hemodialisa untuk Pasien Gagal Ginjal

CIANJURODAY.COM, Cipanas – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan menyediakan pelayanan Hemodialisa atau cuci darah bagi pasien gagal ginjal.

Salah seorang dokter RSUD Cimacan, dr Danang Ari Wicaksono mengatakan, pelayanan Hemodialisa itu sudah ada sejak 2017 lalu dan masih memberlakukan pembayaran secara umum.

“Kemudian kami bekerja sama dengan BPJS Kesehatan pada 2018. Nah, sejak saat itu pasien Hemodialisa pun semakin banyak,” ujar dr Danang kepada Cianjur Update, Senin (3/5/2021).

Ia menuturkan, Hemodialisa atau yang sering disebut cuci darah untuk pasien gagal ginjal, yaitu proses atau teknik mengeluarkan darah dari tubuh pasien ke filter atau saringan. Kemudian setelah melalui tahap filter darah itu, akan tersaring semua racun dari zat-zat yang kotor.

“Sampai saat ini, banyak pasien yang cuci darah yang normal atau biasa. Kemudian cuci darah untuk pasien yang terpapar Covid-19, kami sudah menyediakan ruangan khusus untuk cuci darah,” ucapnya.

Tahun depan, lanjut dr Danang, RSUD Cimacan akan menyediakan pelayanan bagi penderita hepatitis B, namun sementara ini masih pasien normal dan yang Covid-19.

Pihaknya mengatakan, pasien yang memerlukan cuci darah yaitu untuk pasien dengan diagnosa gagal ginjal kronis. Di mana, terjadi penurunan fungsi ginjal lebih dari tiga bulan atau berdasarkan dari hasil laboratorium yaitu clearance ginjal.

“Penyakit separah ini, pasien wajib melakukan cuci darah secara rutin atau sebanyak dua kali seminggu dengan tiap sesinya selama empat jam. Saat ini, pasien yang melakukan cuci darah ada sekitar 65 orang,” ungkapnya.

Menurut dr Danang, ada dua cara untuk melakuan cuci darah ini. Pertama lewat IGD, biasanya jika pasien belum pernah cuci darah atau belum tahu ia mengidap penyakit ginjal, biasanya pasien akan mengalami sesak nafas.

Kemudian, lanjutnya, pasien akan masuk ke IGD dan menerima advice dokter DPJP, dan jika diharuskan cuci darah, maka pasien harus cuci darah.

“Kedua, bisa lewat dari poli atau penyakit dalam. Kalau untuk poli penyakit dalam, pasien harus membawa rujukan dari faskes pertama yang ditujukan ke poli, kemudian nanti akan dirujuk ke Hemodialisa,” tuturnya.

Penyebab penyakit ginjal ini, kata dr Danang, jika melihat dari banyaknya penderita penyakit ginjal di Indonesia, sebanyak 50 persen lebih karena hipertensi dan diabetes melitus.

“Kemudian ada juga karena faktor yang lain, misalkan ada infeksi ginjal, batu ginjal, dan sebagainya,” ucapnya.

Sementara itu, sambungnya, tips untuk menghindari penyakit ginjal cukup banyak. Pertama, hindari hipertensi seperti jangan konsumsi garam terlalu banyak, kemudian untuk diabetes jangan mengonsumsi gula berlebih.

“Terakhir, olahraga secara teratur, istirahat cukup, dan makan buah serta sayur yang banyak mengandung serat baik bagi tubuh,” tutup dia.(ct6/sis)

Exit mobile version