Rumah Bocor, Keluarga di Campaka Ini Tidur di Kandang Domba Saat Hujan Deras

CIANJURUPDATE.COM, Campaka – Sudah bertahun-tahun Apud (73) bersama anak dan istrinya tinggal di rumah reyod yang sering bocor. Bahkan, warga Kampung Cibanteng RT 4/RW 2, Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur itu kerap tidur di kandang domba ketika hujan deras mengguyur.

Kondisi rumahnya memprihatinkan. Terbuat dari dinding bilik dan bambu berukuran sekitar 3 X 4 Meter. Selain minim ventilasi, rumah yang dihuni Apud dan keluarganya tidak memiliki kamar kecil untuk keperluan mandi, cuci, atau kakus.

Untuk keperluan tersebut, sungai atau menumpang ke kamar kecil menjadi pilihan. Tak jauh dari rumahnya, ada sebuah kolam dan sumur yang dijadikan tempat mandi.

Rumah itu terletak di bawah jalan gang, tepat di samping tebing gundul. Tak ada listrik mengalir di rumahnya, ketika malam tiba hanya sebuah cempor kecil yang menerangi. Tak jarang, penghuni rumah meraba-raba ketika beraktifitas saat malam.

Itu belum seberapa. Ketika hujan turun, Apud, istri, dan seorang anaknya dilanda ketakutan. Selain khawatir longsor, air hujan pun kerap membasahi seisi rumah. Bukan tanpa alasan, dinding dan atap bocor.

Jika hujan deras, hampir seisi rumah basah oleh air. Terlebih malam hari, ketiganya terpaksa ngungsi untuk tidur di kandang domba berukuran sekitar 1 X 2 Meter.

“Rumah reyod nyaris runtuh cuma terpaksa karena orang gak punya. Kalau hujan atap bocor, air masuk juga lewat bilik. Kalau kecil berteduh di rumah. Tapi kalau bocornya besar pindah ke kandang domba daripada tidur di rumah basah,” ujarnya ketika ditemui Cianjur Update, Kamis (20/8/2020).

Ya, tepat di depan rumahnya terdapat kandang domba. Hewan ternak itu bukan milik Apud, namun milik orang lain yang ia urus. Jika laku dijual, di situlah dirinya mendapatkan uang.

Pemuda dan warga setempat pernah beberapa kali membantu memperbaiki rumah Apud semampunya. Namun karena dimakan usia rumah tersebut kembali rusak. Dalam benaknya ia ingin menempati rumah yang layak, namun apa daya terbentur kondisi ekonomi.

Keliling Jualan Kangkung

Pekerjaannya tidak menentu atau serabutan. Dalam waktu tertentu, ia menyempatkan mencari rumput untuk memberi makan domba yang ia urus. Namun yang sering dilakukan berjualan kangkung di Desa Cimenteng Campaka, itu pun milik orang lain.

“Penghasilan Rp20 ribu – Rp30 ribu kalau jualan kangkung, itu juga kuli. Kalau kangkungnya ada jualan, kalau gak ada ya gak jualan. Kadang ngarit rumput buat domba,” tambahnya.

Beruntung, Apud kini mendapat bantuan sosial (bansos) dampak Covid-19 Rp600 ribu per bulan. Dana tersebut setidaknya membantu kebutuhan sehari-hari Apud dan keluarganya.

Kondisi ekonomi sempat membuat anaknya yang bernama Nuraeni nyaris putus sekolah. Kini, disaat pelaksanaan belajar dan mengajar dialihkan ke rumah pun masih terkendala.

“Setiap sekolah jalan kaki, asalnya mau berhenti tapi gak jadi. Kalau online ikut ke temen yang punya HP,” tuturnya.

Melihat kondisi tersebut, sudah saatnya sentuhan tangan dermawan memperbaiki rumah Apud dan keluarga. Sebab bukan uang sedikit untuk merombak total rumah yang reyod dan nyaris ambruk itu.(rez)

Exit mobile version