Salah Salih

CIANJURUPDATE.COM – Tuhan yang Mahabenar mungkinkah bersalah saat mengurusi ciptaan-Nya yang begitu banyak dari zaman ke zaman? Lalu, jika Tuhan bersalah dan silap bisakah kita ingatkan atau kita sebagai hamba yang mahakecil ini yang justru akan kembali disalahkan?

“Kalau Tuhan tidak mau mengakui kesilapannya bagaimana?” Sebuah suara melengking di antara kecamuk kebingungan, kemarahan serta semangat revolusi di neraka.

Tidak ada yang tahu bagaimana nantinya, yang terpenting adalah Haji Saleh dan kawan-kawannya telah menerima tiket yang salah dari Tuhan, mereka harus memberi tahu Tuhan! Seharusnya mereka tengah menikmati madu-madu yang disajikan para bidadari di surga, bukan disiksa dan terbakar di neraka bersama para pendosa.

BACA JUGA: Apa Makna Dari Ucapan Syafakallah? Berikut Arti dan Pembahasannya secara rinci

Bagaimana tidak? Haji Saleh dan kawan-kawannya adalah orang yang suci, taat dan tidak pernah melanggar perintah Tuhan, selama hidup, mereka menghabiskan waktu dengan salat dan mengaji.

Sebuah cerpen karya A.A Navis ini mungkin akan membuat kita bertanya-tanya “Apakah Tuhan salah” atau “Apakah kesalihan manusia yang salah?”

Penuh teka-teki namun akhirnya secara perlahan bualan-bualan Ajo Sidi, seorang yang membuat Haji Saleh yang begitu taat menjadi pesimis akan keimanannya sendiri dalam cerpen itu menggiring para pembaca pada perspektif berbeda mengenai ibadah. Bahwa beribadah bukan hanya sekadar salat, zakat, mengaji dan berpuasa saja, melainkan juga bekerja dan bertanggungjawab atas keluarga dan lingkungan sekitar.

BACA JUGA: 20 Sifat Wajib Allah dan Artinya Kenalkan pada Anak Sejak Dini

“Kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kaubiarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadah saja, karena beribadah tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk di sembah saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka!”

Sesungguhnya, Tuhan tidak pernah salah apalagi khilaf. Haji Saleh lah yang keliru dan menganggap Tuhan haus pujian. Ia melalaikan kewajibannya sebagai kepala keluarga dan sebagai masyarakat. Sehingga ia hanya meminta belas kasih dari orang-orang yang ia suruh bersedekah. Keluarganya melarat sebab Haji Saleh sibuk salat.

Solat memang wajib, namun tak seharusnya sampai membuat abai terhadap kewajiban sebagai keluarga, kerabat juga masyarakat.

Tuhan tak pernah salah perhitungan. Kebaikan atau kejelekan walau hanya sebesar zarah akan Allah balas (Qs. Al Zalzalah 6-7). Untuk itu, kita perlu beramal sebanyak-banyaknya. Beribadah kepada Tuhan dan berbuat baik kepada sesama.

Exit mobile version