Sambil Nangis, Korban Penipuan Paket Lebaran di Cianjur Minta Bantuan Hotman Paris
![](/wp-content/uploads/2020/08/IMG-20200805-WA0011-780x470.jpg)
“Saya ingetnya yang di bawah saya reseller dan konsumen saya dia setoran setiap bulan bayar ke kita. Dia kerja, kan kebanyakan pegawai pabrik, pokoknya dia maksain buat bayar banting tulang. Sekarang kenyataannya ibu bos gitu, saya gak terima saya ingin memperjuangkan orang-oran yang di bawah saya. Saya pengen hukum itu ditegakkan pada kenyataannya ibu bos saya itu banyak uangnya. Saya juga gak tau itu uang cicilan kita,” katanya, Rabu (05/08/2020).
Ia mengungkapkan, ada 20 sampai 25 reseller yang ada di bawah naungannya. Sumi juga memiliki ratusan konsumen san menjelaskan setiap bulannya jika jumlah setoran selalu berbeda karena ada paket yang baru.
“Aku itu gabung di sini pas tahun 2017 tapi gabungnya cuma buat pribadi tapi ke sini dia bilang ‘kenapa gak buka?’ Akhirnya aku buka, aku ngajak orang itu pas tahun 2018. Banyak yang setor tapi cuma ratusan ribu, tapi ke sini aku puluhan juta terakhir itu 80 juta per bulan,” ujarnya.
Jika ditotalkan, kerugian yang ia alami sudah mencapai Rp1 miliar. Selain itu, ia membenarkan bahwa terduga pelaku, HA alias AN hanya akan menanggapi persoalan paket jika pengacaranya sekelas Hotman Paris Hutapea.
“Bener, dulu aku pernah meeting di rumahnya kan dia mempermasalahkan karena banyak paket yang gak cair, jadi banyak reseller yang marah. Datang ke rumah si ibu, ada ketua yang bilang ‘reseller saya ada yang patungan buat nyéwa pengacara’. Dia bilang ‘kalau pengacara masih patungan mah buat apa kecuali sekelas Hotman paris baru ibu mau menanggapi’,” tuturnya.
Rugi Miliaran
Sumi mengaku ada beberapa paketnya yang keluar. Pada tahun 2017, ia mendapatkan penanak nasi, sprai, blender dan barang elektronik lainnya. Bahkan, pada tahun 2018 dan 2019 ia mendapatkan kursi, sofa, dan kulkas.
“Cuma di antara banyak paket, kebanyakan belum keluar. Kemarin saya dicantumin pemberkasan ke kantor polisi, saya itu 26 paket belum terealisasi,” jelas dia.
Sumi mengungkapkan, jika ditotalkan lebih dari 50 persen paket tidak cair. Paket yang seharusnya cair pada Januari 2019 hingga kini belum keluar. Ia pun bercerita sempat memakai uang pribadi untuk melunasi kerugian konsumen.
“Puluhan juta sempat nalang. Saya selama kerja tabungan aku habis buat nombokin, gaji aku habis. Di luaran sana banyak yang bilang ketua itu enak dapat bonus tapi selama ini belum pernah dapat bonus. Tapi kadang setiap bulan selalu ada keuntungan tapi tidak dinikmati. itu pun aku golangin lagi ke paket, ” tandasnya.(ian/afs/rez)