Sambut Ramadhan, Warga Adat Miduana Gelar Mandi Kahuripan Ritual Penyucian

CIANJURUPDATE.COM – Warga Kampung Adat Miduana, Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Cianjur, kembali menggelar tradisi Mandi Kahuripan, Sabtu (22/2/2024), sebuah ritual penyucian diri di pertemuan dua sungai yang kemudian menyatu menjadi Sungai Cipandak.
Tradisi ini merupakan warisan leluhur yang dilakukan sebagai bentuk pembersihan fisik dan spiritual dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Cianjur, Susan Susilawati, SH., MH., Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Cianjur, Dika Dzikriawan, S.Sn., MA., Kepala Desa Balegede, Asep Aspar, Ketua Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia, Wina Resky Agustina, S.Sn., M.Sn., para tetua adat, Karang Taruna Jiwa Sadana Miduana, serta tokoh-tokoh dari desa penyangga.
Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Cianjur, Susan Susilawati, SH., MH., mengapresiasi pelaksanaan ritual ini sebagai bagian dari pelestarian budaya lokal yang harus terus dijaga.
“Mandi Kahuripan bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga memiliki filosofi mendalam tentang hubungan manusia dengan alam sekitar. Ini adalah kekayaan budaya yang harus dilestarikan sebagai bagian dari identitas masyarakat adat Miduana,” ujarnya.
Salah satu tetua adat Miduana, Abah Yayat, menjelaskan bahwa pertemuan dua sungai ini diyakini memiliki energi kesucian yang dapat membersihkan diri sebelum memasuki bulan penuh berkah.