Samsung Umumkan Tizen OS Open Source di Porting ke Arsitektur RISC-V

CIANJURUPDATE.COM – Pada ajang tahunan Samsung Developer Conference (SDC) yang berlangsung pada 4 Oktober 2024, Samsung secara resmi mengumumkan langkah penting dalam dunia teknologi, sistem operasi Tizen kini di-porting ke arsitektur CPU open-source RISC-V.

Langkah ini membuka peluang besar bagi para pengembang untuk menciptakan perangkat pintar berbasis Tizen tanpa harus terbebani biaya royalti CPU.

Pengumuman ini tentunya menjadi angin segar bagi industri teknologi, terutama mereka yang ingin mengembangkan perangkat dengan biaya produksi yang lebih efisien.

BACA JUGA: Perbedaan Utama Antara Xiaomi 14T dan Xiaomi 14T Pro, Simak Spesifikasi Lengkapnya

Tizen OS dan Ekosistem Open Source

Selama ini, produsen CPU seperti Apple, AMD, ARM, dan Intel melindungi arsitektur mereka dengan paten, yang mengharuskan produsen perangkat membayar biaya lisensi untuk menggunakan teknologi tersebut.

Hal ini tak hanya meningkatkan harga perangkat pintar, tetapi juga membatasi pengembang pihak ketiga untuk bebas mengembangkan produk di ekosistem tersebut.

Namun, dengan di-porting-nya Tizen OS ke arsitektur RISC-V yang open-source dan bebas royalti, Samsung menawarkan solusi yang jauh lebih terbuka dan fleksibel.

Ekosistem RISC-V sendiri telah menjadi alternatif yang menarik bagi industri teknologi, terutama karena sifatnya yang tidak terbatas oleh paten.

Arsitektur ini memberikan kebebasan lebih bagi pengembang perangkat lunak maupun produsen perangkat keras untuk menciptakan inovasi tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk lisensi.

Ini tentu menjadi salah satu keunggulan RISC-V dibandingkan arsitektur CPU lain yang lebih tertutup.

BACA JUGA: Meluncur Seharga Rp1 Jutaan, Xiaomi Redmi 14C Lebih Baik dari Pendahulunya?

Peran Samsung dalam Ekspansi RISC-V

Keputusan Samsung untuk mem-porting Tizen OS ke RISC-V sejalan dengan upaya perusahaan dalam mendukung inovasi berbasis open-source.

Sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, langkah ini memperkuat komitmen Samsung dalam mendorong perkembangan teknologi yang lebih inklusif.

Samsung bahkan sudah bergabung dalam proyek RISE (RISC-V Software Ecosystem) sejak 2023, menunjukkan keseriusan mereka dalam memperluas ekosistem perangkat lunak berbasis RISC-V.

Bagi pengembang yang tertarik untuk bereksperimen dengan arsitektur RISC-V, Raspberry Pi Pico 2 disebut sebagai pilihan ekonomis untuk memulai pengembangan perangkat berbasis Tizen.

Platform ini memberikan ruang eksplorasi bagi para inovator yang ingin menciptakan solusi perangkat pintar dengan biaya produksi yang lebih rendah.

BACA JUGA: Xiaomi 12 Lite: Tampil Gahar dengan Kamera 108MP dan Layar 120Hz, Simak Spesifikasi Lengkapnya

Flutter dan Tizen OS di RISC-V

Tak hanya Tizen OS, Samsung juga mengumumkan bahwa mereka telah memindahkan Flutter, sebuah framework antarmuka pengguna (UI) open-source yang dikembangkan oleh Google, ke Tizen OS berbasis RISC-V.

Dengan demikian, pengembang aplikasi kini memiliki peluang baru untuk membuat aplikasi yang lebih efisien dan terjangkau, terutama dalam lingkungan pengembangan yang terbuka dan tanpa batasan lisensi.

Namun, meskipun pengumuman ini sangat menjanjikan, Samsung menyebutkan bahwa kit pengembangan perangkat lunak (SDK) untuk Tizen OS di RISC-V baru akan dirilis pada tahun 2026.

Ini berarti para pengembang yang ingin membangun perangkat pintar berbasis Tizen dan RISC-V perlu sedikit bersabar.

Meski demikian, masa depan perangkat pintar berbasis open-source ini terlihat sangat cerah, dengan lebih banyak kemungkinan inovasi di masa mendatang.

Exit mobile version