Sejarah Jalur Puncak yang Terkenal dengan Kemacetannya
![Kemacetan Parah di Puncak: Pengendara Terjebak hingga Belasan Jam, Polisi Imbau Gunakan Jalur Alternatif](/wp-content/uploads/2024/09/18e5be41-0247-48d8-a619-234176890ed6.jpeg)
CIANJURUPDATE.COM – Sejak era kolonial, Puncak telah menjadi tujuan wisata favorit di Jawa, menarik perhatian banyak orang berkat keindahan alamnya dan udara segar yang menyegarkan.
Puncak juga merupakan bagian dari Jalan Raya Pos, yang merupakan jalur penting yang menghubungkan Anyer dan Panarukan, melintasi kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, dan Surabaya.
Awal Mula Pembangunan Jalur oleh Daendels
Jalur yang menghubungkan Bogor dan Cianjur melalui Puncak dimulai sejak kedatangan Herman Willem Daendels, yang diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda oleh Raja Louis Napoleon, saudara dari Napoleon Bonaparte.
Dalam konteks tersebut, Belanda berada di bawah kekuasaan Prancis.
Menurut M.C. Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (2022), tujuan Daendels mengunjungi Jawa adalah untuk memperkuat pertahanan pulau tersebut sebagai basis melawan Inggris di Samudera Hindia.
Salah satu langkah strategis yang diambilnya adalah membangun jalan raya sepanjang 1.000 km yang menghubungkan ujung barat dan timur Jawa.
Ketika Daendels tiba, kondisi jalan di Jawa sangat memprihatinkan, terutama saat musim hujan.
Oleh karena itu, pada 5 Mei 1808, dia memerintahkan pembangunan jalan raya yang lebih baik untuk mendukung transportasi hasil panen serta mobilisasi pasukan.
BACA JUGA:Â Tingkat Hunian Hotel dan Restoran di Cianjur Naik 63 Persen Akibat Kemacetan Jalur Puncak
Tantangan dalam Membangun Jalan Raya Puncak
Membangun jalur dari Buitenzorg menuju Karangsembung, Cirebon, bukanlah tugas yang mudah. Kondisi geografis yang berbukit-bukit menjadi tantangan tersendiri.