CIANJURUPDATE.COM – Pada 29 Oktober 2020 diperingati dengan Maulid Nabi Muhammad Saw, maka umat muslim harus tahu sejarah, dong. Maka dari itu, Cianjur Update akan mengulas sejarah Maulid Nabi Muhammad Saw.
Bulan Rabiul Awwal adalah bulan di mana Nabi yang paling agung, Nabi yang membawa risalah terakhir dilahirkan. Hampir sebagian umat muslim khususnya di Indonesia merayakan hari lahirnya sang pembawa cahaya, yang mengeluarkan umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang.
Kebanyakan umat Islam merayakannya sebagai ungkapan rasa syukur dan rasa cinta yang begitu besar pada Nabi SAW. Kita dituntut untuk tahu sejarah awal mula maulid Nabi SAW. Karena sesuatu perkerjaan yang tidak didasarkan atas ilmu maka akan sia sia. Sebagaimana Rasullah bersabda:
“Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka perbuatan tersebut tertolak,” (HR. Muslim).
Maulid Nabi Muhammad kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja (Arab: مولد النبي, Mawlid an-Nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Secara pokok, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.
Sejarah Maulid Nabi Muhammad Saw
Umat Islam memperingati Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal yang kali ini bertepatan dengan hari Kamis, 29 Oktober 2020. Sejarah Maulid Nabi merupakan perjalanan penting dalam kehidupan Rasulullah dan juga agama Islam.
Nabi Muhammad lahir dari ibu bernama Aminah dan ayahnya bernama Abdullah. Menurut riwayat, Nabi Muhammad lahir di Makkah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal pada tahun pertama sejak peristiwa tentara bergajah atau Amul Fiil tahun 571 kalender Romawi.
Pendapat lain juga mengatakan Nabi lahir pada 9 Rabiul Awal. Namun, pendapat yang terkenal adalah pada 12 Rabiul Awal. Hal ini sesuai dengan Hadis Riwayat Muslim.
“Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab, hari Senin adalah hari aku dilahirkan,” bunyi Hadis Riwayat Muslim, dikutip dari buku Sejarah Hidup Nabi Muhammad karya Abdul Somad.
Saat Muhammad lahir, diriwayatkan Ibnu Sa’ad Ahmad ibn Hanbal Darini, cahaya menerangi istana-istana di Rum.
Nama Muhammad diberikan sang kakek Abdul Mutalib, sebagai pemegang kunci Kakbah. Abdul Mutalib membawa Muhammad masuk ke dalam Kakbah, lalu seekor kambing disembelih sebagai bentuk akikah. Nabi Muhammad juga dikhitan saat berusia tujuh hari.
Dikuti dari buku Intisari Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hazm al-Andalusi, Nabi Muhammad tumbuh sebagai seorang yatim. Ayahnya meninggal saat beliau masih berada dalam kandungan.
Saat Nabi lahir, tidak ada yang mau menyusuinya karena tergolong miskin. Namun, seorang ibu bernama Halimah Sa’diyah dengan ikhlas mau menyusui Muhammad walaupun ASI-nya sulit keluar.
Keikhlasan Halimah pun diberi balasan oleh Allah Swt. Keledai kurus milik Halimah menjadi gemuk dan ASI-nya kembali lancar. Saat anak-anak dan masa remaja, tanda-tanda kenabian Muhammad sudah terlihat.
Contohnya seperti malaikat Jibril yang membelah dada dan mencuci jantung Nabi. Ketika masa remaja saat Nabi pergi berdagang, seorang pendeta Bahira juga melihat tanda kerasulan Muhammad.
Nabi Muhammad kemudian menerima wahyu pertama pada saat berusia 40 tahun di Gua Hira. Nabi memiliki empat sifat yakni benar, dapat dipercaya, menyampaikan, dan cerdas.
Rasulullah meninggal dalam usia 63 tahun pada hari Senin di bulan Rabiul Awal. Nabi Meninggal setelah sakit selama 12 hari. Sejarah Maulid Nabi atau Kelahiran Nabi dapat dijadikan momentum untuk mendekatkan diri kepada Rasulullah dengan meneladani kisah dan sifat-sifat Rasulullah.(ct7/bbs/afs)