Sejarah Pensil dari Zaman Yunani hingga Modern: Mulai Bentuk Persegi, Bersudut, hingga Bulat

Tahun 1752
Tidak lama kemudian, timah hitam ditambang dan diekspor untuk memenuhi permintaan para seniman, dan pada abad ke-17, bisa dikatakan timah hitam telah digunakan di mana-mana. Pada waktu yang sama, para pembuat pensil bereksperimen dengan timah hitam untuk menghasilkan alat tulis yang lebih baik.
Karena murni serta mudah diekstrak, timah hitam dari Borrowdale pun menjadi incaran pencuri dan pedagang gelap. Untuk mengatasinya, Parlemen Inggris kemudian mengeluarkan undang-undang pada tahun 1752 yang menetapkan bahwa pencuri timah hitam bisa dipenjarakan atau dibuang ke suatu koloni narapidana.
Tahun 1779
Dalam perkembangan selanjutnya, seorang ahli kimia Carl W Scheele meneliti dan menyimpulkan bahwa grafit memiliki sifat kimiawi yang jauh berbeda dengan timbal.
Grafit adalah komposisi molekul karbon murni yang lunak. Akhirnya pada tahun 1789, ahli Geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan nama grafit, yang berasal dari perkataan Yunani graphein, yang berarti menulis. Jadi, isi pensil bukan timah.
Selama bertahun-tahun, grafit Inggris memonopoli industri pembuatan pensil karena cukup murni untuk digunakan tanpa perlu diproses lagi. Karena grafit Eropa kurang bermutu, maka pabrik-pabrik pensil di sana bereksperimen dengan berbagai cara untuk memperbaiki isi pensil.
Tahun 1795
Selama bertahun-tahun isian pensil hanya menggunakan grafit, tanpa campuran apapun. Hanya saja, pada tahun 1795 seorang ahli kimia dari Prancis yang bernama Nicolas Jacque Conte’ mulai mencampurkan tanah liat dengan grafit.